Menimbang Calon “Pelayan” Rakyat di 2019

Sistem demokrasi telah memberikan peluang besar kepada rakyat untuk melahi­rkan tokoh-tokoh hebat re­publik ini seperti Jokowi, Tri Rismaharini atau tokoh-tokoh dunia seperti Nelson Man­dela dan Jose Mujica. Pemi­lu2019 menjadi ajang meman­faatkan peluang tersebut dengan melahirkan tokoh-tokoh yang punya idealisme tinggi untuk memberdayakan dan membangun masyarakat, mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan lahir dan batin. Para politisi tersebut perlu diberikan panggung dan meminimalkan berkuasanya kembali para politisi posesif yang memiliki orientasi uta­ma untuk mengeruk harta kekayaan, kekuasaan dan kemuliaan duniawi.

Kriteria Pemimpin Pe­layan

Pemilu 2019 menjadi ajang penentuan arah dan tujuan republik ini. Para politisi ter­pilih menjadi indikator ke­berhasilan pembangunan ke depan. Untuk mendapatkan pemimpin pelayan pada pe­milu 2019 ini, beberapa kri­teria yang menjadi bahan pertimbangan memilih calon pemimpin sebagai berikut.

Pertama, visi misi dan pro­gram kerja. Rakyat harus mengetahui mau berbuat apa setelah terpilih. Visi dan program kandidat relevan dengan kebutuhan rakyat di bidang peningkatan kualitas pendidikan, perbaikan eko­nomi, dan lain-lain. Pilihlah calon pemimpin yang me­miliki keseriusan memper­baiki nasib bangsa.

Visi misi dan program dapat menjadi sarana kontrol untuk mengingatkan janji-janji po­litik.Kedua, konsisten.Pemim­pin yang konsisten dalam kata dan tindakan sangat dibutuhkan. Kita harus mengakui,panggung politik tanah air sedang dikuasai segelintir politisi yang suka berubah-ubah. Pasca terpilih, sikap dan perilakunya berubah. Lupa dengan rakyat yang te­lah mempercayakan amanah kekuasaan. Karena itu pilihlah calon yang memiliki komitmen, taat, tidak berubah-ubah atau plintat-plintut dalam mem­perjuangkan nasib rakyat kecil.Ketiga, otentik. Otentik berarti apa adanya, tidak pura-pura, orisinil, tulus, tidak menggunakan topeng-topeng demi memenuhi ambisi po­litik. Rakyat bosan dengan politisi yang tidak tampil apa adanya.

Rakyat hanya butuh pemim­pin yang secara intrinsikjujur, berintegritas, dapat dipercaya dan terbuka. Pilihlah pemim­pin yang otentik! Keempat, bersih dari perilaku koruptif. Perilaku koruptif merupakan perbuatan imoral karena mengambil hak-hak orang lain. Pemilu 2019 menjadi ajang untuk menyeleksi dan memilih para kandidat yang bersih dari perilaku koruptif.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan