BANDUNG – Untuk mengatasi kemacetan, Pemerintah Kota Bandung berencana akan membangun jembatan layang (Flyover) di 6 titik persimpangan yang biasa mengalami kemacetan.
Kepala DPU Kota Bandung Arif Prasetya mengatakan, sebetulnya rencana pembangunan ini sudah direncanakan sejak lama. Namun, untuk merealisasikannya harus menunggu persetujuan dari Pemerintah provisnsi dan pemerintah pusat.
’’Jembatan layang ini ada juga diberikan dalam bentuk hibah dari Korea Selatan. Kemudian ada yang dapat bantuan dari Provinsi Jawa Barat dan ada yang kita ajukan ke Kementerian PUPR,” ujar Arif kepada wartawan di Balai Kota Bandung belum lama ini.
Untuk hibah dari Korea Selatan, titik yang diajukan yakni di persimpangan Jalan Pajajaran-Pasirkaliki dan Kiaracondong-Binong. Pihaknya juga kata Arif menyiapkan opsi titik cadangan yakni di persimpangan Jalan Supratman-Jalan Jakarta.
Arief menuturkan, untuk pembangunan hibah dari Korea ini rencananya akan dimulai pembangunannya di awal tahun. Sehingga, untuk lokasi pembangunannya sudah diusulkan ke Korea.
’’Untuk Korea maunya bulan depan. Kita mengajukan saja lokasinya mereka yang akan beresin,” kata dia.
Sementara untuk pengajuan ke Kementerian PUPR, yakni persimpangan Jalan Sukarno Hatta- Kopo dan persimpangan Sukarno Hatta- Buah batu.
”Jadi kita mengajukan kepada Kementerian PUPR memohon untuk dibantu pembangunan Flyover dan ini juga sudah diajukan,” ucapnya
Adapun untuk dari Pemprov Jabar, DPU Kota Bandung baru akan mendiskusikannya dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Sehingga, untuk titiknya nanti hasil kesepakatan dengan Pemprov Jabar.
”Jadi kita akan diskusikan dulu mau ditaronya dimana, apakah dijalan provinsi atau kota,” ujarnya.
Arif memambahkan, pembangunan flyover ini Korea ini sepenuhnya dibiayai oleh dana hibah. Dia memastikan tidak akan ada pembebasan lahan untuk pembangunan enam flyover tersebut. Sebab, pembangunan akan dilakukan di badan jalan.
”Insya allah tidak ada pembebasan lahan warga, dan pembangunan dilakukan di badan jalan” pungkas Arief. (yan)