”Kita ada program-program untuk menaikkan kompetensi-kompetensi dari semua civitas akademika, salah satunya adalah kompetisi. Yang penting mereka bisa beradaptasi dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” kata dia.
Maka dari itu, perlu adanya program unggulan yang struktural, antara lain adalah peogram kolaborasi bersifat sistem komprehensif. Dirinya menyebut, program tersebut tidak dapat dipisahkan antara penelitian, edukasi dan pengabdian kepada masyarakat.
”Jadi kolaborasi itu dengan nasional maupun internasional dan juga, kolaborasi antar fakultas untuk menyongsong revolusi industri ini,” kata dia.
Sementara itu, Presiden Direktur TelkomTelstra, Erik Meijer menyebut, penyesuaian kurikulum dengan perkembangan zaman dinilai sangat penting lantaran perubahan yang terjadi sangat pesat. Jika kurikulum tidak mengikuti perkembangan zaman, mahasiswa yang lulus dinilai tidak akan relevan dengan kebutuhan pasar.
”Ini sudah banyak yang sudah menyesuaikan tapi banyak yang juga belum,” kata Erik.
Erik menyatakan, revolusi industri 4.0 yang identik dengan teknologi juga memiliki resiko yang berdampak negatif pada aspek etika dan moral. Menurutnya, institusi pendidikan harus mampu menanamkan nilai-nilai etika dan moral dalam melahirkan inovasi-inovasi agar sisi kemanusiaan tidak termakan teknologi.
”Setiap membuat sesuatu harus diperhatikan karena moral dan etika sangat penting. Kalau tidak, nanti teknologi akan menang terhadap manusia, bahaya,” kata dia.
Senada dengan Erik, Dosen dan juga Peneliti Telkom University, Astrie Krisnawati menyatakan, perkembangan digital dan teknologi memang telah sedikit menggeser aspek moral dan etika di kalangan akademisi. Namun, dia mengaku masih menerapkan kedua aspek tersebut pada mahasiswa di Telkom University.
”Jika tidak akan ada hal mengerikan. Jadi, awalnya kan manusia yang menciptakan teknologi tapi kalau manusia gak mengontrol lama-lama akan kebalikannya dan terjadi chaos,” kata Astrie.
Dipaparkan dia, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan menerapkan pendidikan karakter. Sebab, untuk mengendalikan ragam kemajuan teknologi, manusia harus mengedepankan moral dan etika yang kuat. Menurutnya, cinta kepada sesama dan kepatuhan terhadap Sang Pencipta adalah nilai-nilai yang harus menjadi pegangan.