Dia mencontohkan, bahasa daerah. Tidak hanya digalakkan kembali penggunaannya, tapi juga sering dipakai di lingkungan sekitar. Kemudian, pengenalan permainan tradisional, makanan tradisional, dan lain-lain. Perlu ada pengembalian memori tersebut secara terus menerus hingga akhirnya siswa terbiasa.
Meski demikian, siswa di 27 kabupaten/kota tidak akan mendapat pola ajar yang sama. Konsep belajar Jabar Masagi akan disesuaikan antara budaya Sunda, Cirebonan, dan Betawi. Sebab, Jabar Masagi menyentuh secara makro. Budayanya terbagi menjadi tiga wilayah budaya.
”Ke depan, Jabar Masagi akan dikembangkan menjadi pendidikan karakter yang terbagi menjadi tiga wilayah besar tersebut,” tegasnya. (rie)