NGAMPRAH – Melihat intensitas hujan yang semakin tinggi akhir-akhir ini, Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna meminta seluruh Aparat Sipil Negara (ASN) khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai kemungkinan buruk soal terjadinya bencana alam mulai dari banjir, longsor hingga pergerakan tanah.
“Saya mengimbau BPBD dan seluruh jajaran pemerintah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Lakukan antisipasi maksimal, mengingat intensitas hujan yang semakin tinggi agar menghindari korban jika bencana datang,” ujar Umbara di Ngamprah, Senin (5/11).
Jika melihat kontur tanah di Kabupaten Bandung Barat yang kurang stabil, Umbara menilai potensi terjadinya longsor dan pergerakan tanah cukup tinggi.
Selain BPBD, sebut dia, ASN lainnya juga diharapkan turut melakukan antisipasi dini. Pasalnya, masyarakat menaruh harapan besar terhadap kehadiran ASN di lingkungan tempat tinggalnya.
“Bukan hanya BPBD saja yang harus meningkatkan kewaspadaan, tetapi kita semua juga harus siap. Karena masyarakat sangat mengharapkan kehadiran kita dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Untuk meminimalisir berbagai hal yang tidak diharapkan, lakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, sehingga bisa langsung melakukan antisipasi dan tindakan ketika terjadi sebuah bencana.
“Meskipun kemungkinan terjadinya longsor cukup tinggi, banjir juga tetap bisa terjadi di titik-titik tertentu yang memang butuh perhatian lebih,” katanya.
Hingga Selasa (30/10/2018) petang, data yang berhasil dikumpulkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB sedikitnya mencatat ada delapan wilayah longsor dalam skala kecil yang terjadi selama tiga hari terakhir.
“Dari data yang kami terima sejak Sabtu (27/10/2018), terjadi longsor dalam skala kecil di enam kecamatan dengan jumlah kejadian sebanyak delapan titik longsor,” kata Kepala Pelaksana BPBD KBB, Duddy Prabowo melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Dicky Maulana.
Dia menyebutkan, laporan bencana longsor yang diterimanya sejak 27 Oktober 2018, seperti di Kecamatan Parongpong, Cililin, Sindangkerta, Cisarua, Cikalongwetan, dan Cihampelas. Dari seluruh kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa, hanya tanah longsoran merusak sejumlah bagian rumah warga dengan kerugian materi mencapai puluhan juta rupiah. (drx)