BANDUNG – Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Langlangbuana, Ridho Faturahman, telah menyelesaikan misi tanggap darurat sebagai relawan kemanusiaan bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala pada Rabu (24/10).
Ridho mengaku bahwa dirinya mendapat tugas dari UKM MAPELLA UNLA untuk menjadi relawan kemanusiaan bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Kegiatan kemanusiaan ini merupakan inisiasi dari Forum Komunikasi Keluarga Besar Pecinta Alam Bandung Raya (FK-KBPA-BR) melalui koordinasi Relawan Jabar. Selain Ridho, ada beberapa mahasiswa dari universitas lain yang diberangkatkan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat (BPBD Jabar) pada Kamis (4/10).
Dalam hal ini, wakil rektor II UNLA, Kombes Pol (purn) Ruhanda menyatakan, pihak universitas sangat mendukung mahasiswanya ini melakukan kegiatan kemanusiaan.
”Kami sangat support, karena selain ini sebagai bentuk bantuan kemanusiaan, juga karena ini dapat memotivasi mahasiswa lainnya dan menumbuhkan empati mahasiswa sehingga lebih peduli pada lingkungan, termasuk pada keadaan-keadaan bencana seperti ini,” ujar Ruhanda.
Lebih lanjut, Ruhanda menyatakan, selama ini mahasiswa selain diberikan pembelajaran akademis sesuai dengan program studinya, juga diberikan berbagai wawasan, pengetahuan dan nilai-nilai positif yang dapat bermanfaat untuk kehidupan sosial kemasyarakatan.
”Mahasiswa, kami bekali dengan pengetahuan akademik dan yang sifatnya kemasyarakatan, supaya saat terjun di lapangan, mereka segera dapat menyesuaikan diri, beradaptasi dan berkolaborasi dengan baik”.
Saat ini, walaupun bencana gempa dan tsunami telah berlalu, namun di daerah terdampak, masih terjadi gempa susulan 5,3 skala richter. “Alhamdulillah tidak terlalu parah, tapi kalau disisi masyarakatnya menimbulkan trauma,” jelas Ridho.
Pengungsi saat ini masih bergantung kepada donatur, pemerintah, dan NGO dari beberapa negara lain yang mengirimkan bantuan kemanusiaan. “Selama masa transisi, ada rehabilitasi dan rekonstruksi pembangunan, seperti pembangunan sarana umum, sanitasi, MCK,” ujar Ridho.
Selain itu, ada masa tanggap darurat sebelum masa transisi diberlakukan. Evakuasi jenazah korban bencana merupakan salah satu tugas utama yang dilakukan Ridho bersama relawan lainnya di lokasi bencana. Kondisi jenazah yang sudah membusuk, rusak, dan tidak utuh sehingga sulit dikenali merupakan alasan evakuasi harus sesegera mungkin dilakukan.