Banyak Bangunan Berdiri di Sesar Lembang

CIMAHI– Ancaman bahaya akibat potensi gempa dari Sesar Lembang membuat daerah yang kemungkinan terdampak, termasuk Kota Cimahi, mesti diwaspadai semua pihak, terutama pemerintah.

Berdasarkan pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, daerah utara Cimahi menjadi wilayah yang paling berpotensi mengalami dampak gempa Sesar Lembang bila terjadi.

Hasil pemetaan dari BPBD Kota Cimahi, mesti ditransformasikan menjadi peta rawan bencana atau zona merah di Kota Cimahi, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).

Hal tersebut merupakan rekomendasi dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI terkait peta zona rawan bencana atau amplifikasi yang harus termasuk ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

“Tentu potensi gempa Sesar Lembang dan bencana lainnya menjadi prioritas kewaspadaan pemerintah. Makanya nantu di revisi RTRW, kita masukkan peta zona bencana sesuai arahan dari Bappenas,” ujar Kepala Bappeda Kota Cimahi, Tata Wikanta, saat ditemui di Kantor Pemerintahan Kota Cimahi, Jumat (19/10).

Saat pihaknya masih menunggu rujukan dari pemerintah pusat melalui Badan Informasi Geospasial (BIH) serta Bappenas terkait peta zona rawan bencana.

“Ini bagi daerah sangat perlu dan kita akan merujuk ke pusat terkait zona-zona sehingga kita tahu persis kondisi wilayah Cimahi yang mana saja titik-titik rawannya,” jelasnya.

Wilayah yang masuk kategori rawan bencana di Cimahi diantaranya Cipageran, Citeureup, dan Pasirkaliki bagian utara yang memiliki kerawanan bencana longsor serta Melong dengan rawan bencana banjirnya.

“Peta zona sudah ada tapi kan pusat sekarang mulai memetakan lebih detail lagi zona longsor mana zona banjir mana. Kita akan mengikuti,” tegasnya.

Khusus membahas Sesar Lembang, dia mengatakan pihaknya akan memberikan sosialisasi terhadap masyarakat dan melakukan persiapan sebagai bentuk antisipasi bila terjadi sewaktu-waktu.

“Masyarakat perlu tahu bahayanya seperti apa. Bukan menakut-nakuti, hanya saja menyiapkan langkah antisipasi itu lebih bijaksana,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas 1 Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan, banyaknya bangunan di sepanjang jalur Sesar Lembang ini patut menjadi perhatian semua pihak. Sebab jika bangunannya tidak kuat menahan gempa, dikhawatirkan akan menimbulkan banyak korban jiwa.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan