Recharge Guru

Recharge yang pertama dan sangat mendesak pada situasi kontemporer saat ini adalah reorientasi visi dan misi guru.  Abuddin Nata (2012) menguraikan perlunya re-charge terhadap lima hal yaitu:

Pertama: visi dan misi ulil al bab yaitu menjadi orang yang memiliki keseimbangan antara daya pikir dan daya nalar dengan daya zikir dan spiritual. Dengan daya ini, maka seorang guru mengemban misi mempergunakan dayanya itu secara optimal untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Sehingga keberadaannya tidak menjadi orang yang sia-sia.

Kedua: visi dan misi al-ulama. Dalam posisi ini guru bervisi sebagai  ulama yang mendalami ilmu pengetahuan melalui kegiatan penelitian terhadap alam jagat raya beserta seluruh isinya yang disertai keikutsertaan naluri intuisi dan fitrah batinnya untuk menyadari bahwa jagad raya yang dijadikan objek penelitiannya adalah ciptaan dari Allah SWT.

Sehingga dia menjadi seorang ilmuan yang senantiasa takut kepada Allah SWT, dan melaksanakan misi untuk menggunakan ilmunya itu untuk kemajuan masyarakat sebagai amanah Allah SWT.

Ketiga: visi dan misi al-muzakki. Yaitu menjadi orang yang memiliki mental dan karakter yang mulia. Sedangkan misinya adalah membersihkan dirinya dan anak didiknya dari pengaruh akhlak yang buruk serta menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Keempat: visi dan misi ahl al-dzikr yaitu menjadi orang yang menguasai ilmu pengetahuan dan memiliki expert judgement, keahlian yang diakui kepakarannya. Sehingga dia pantas menjadi tempat bertanya, menjadi rujukan, dan memiliki otoritas untuk memberikan pembenaran atau pengakuan atas berbagai temuan ilmiah.

Sehingga dia akan mampu mengembangkan misi untuk memperbaiki, membimbing, meluruskan, dan mengigatkan serta memberikan keputusan atas perilaku yang dilakukan anak didiknya.

Kelima: visi dan misi al-rasikhuna fi al-‘ilm. Yaitu menjadi orang yang memiliki kemampuan bukan hanya pada dataran fakta dan data, inferensial, atau prestechen terhadap data dan fakta tersebut. Sehingga dia akan mampu memberi makna, semangat dan dorongan kepada anak didik dan masyarakat sekitarnya agar meningkatkan kualitas hidup dengan cara menghayati, memahami, dan mendalami makna yang terkandung didalamnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan