Kamuflase Merdeka Belajar

BELAKANGAN ini dunia pendidikan kita diramaikan dengan “Merdeka Belajar”, tentu ada sebab. Konsep ini alatan Mas Menteri, panggilan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim. Mas menteri dengan latar belakang seorang inovator, paling tidak ingin berbagi pengalaman bagaimana mengangkat dunia pendidikan kita sejajar dengan yang lain. Bukankah laporan Organisasi untuk Kerja Sama ekonomi dan Pembangunan (OECD) mencatat, peringkat Programme for International Student Assesment (PISA) Indonesia berdasarkan survei tahun 2018 berada dalam urutan bawah.

Pisa sendiri merupakan metode penilaian internasional yang menjadi indikator untuk mengukur kompetensi siswa Indonesa di tingkat global. Ternyata untuk nilai kompetensi Membaca, Indonesia berada dalam peringkat 72 dari 77 negara. Untuk Matematika berada di tingat 72 dari 78 negara, dan Sains beradadi perningkat 70 dari 78 negara.

Untuk mengejar ketertinggalan ini  Mas Menteri,  mengatakan prioritas Merdeka Belajar 2021 akan berfokus pada delapan prioritas, seperti yang dilansir beberapa media, termasuk laman Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pertama, KIP Kuliah dan KIP Sekolah. Pembiayaan pendidikan di antaranya Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dengan target 1,095 juta mahasiswa dan KIP Sekolah dengan target 17,9 juta siswa. Termasuk layanan khusus pendidikan masyarakat dan kebencanaan dengan target 42.896 sekolah, tunjangan profesi guru dengan target 363 ribu guru, dan pembinaan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), dan bantuan pemerintah kepada 13 SILN dan 2.236 lembaga.

Kedua, Digitalisasi Sekolah. Fokus selanjutnya pada Merdeka Belajar 2021 adalah program digitalisasi sekolah dan medium pembelajaran melalui empat sistem penguatan platform digital, delapan layanan terpadu Kemendikbud, kehumasan dan media, 345 model bahan ajar dan model media pendidikan digital, serta penyediaan sarana pendidikan bagi 16.844 sekolah.

Ketiga, Prestasi dan penguatan karakter. Prioritas selanjutnya adalah pembinaan peserta didik, prestasi, talenta, dan penguatan karakter. Prioritas ini akan diciptakan melalui tiga layanan pendampingan advokasi dan sosialisasi penguatan karakter, pembinaan peserta didik oleh 345 pemerintah daerah, serta peningkatan prestasi dan manajemen talenta kepada 13.505 pelajar.

Keempat, Guru Penggerak. Selanjutnya,pada 2021 Kemendikbud menargetkan akan melakukan pendidikan kepada 19.624 guru penggerak, sertifikasi terhadap 10.000 guru dan tenaga kependidikan, rekrutmen guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) oleh 548 pemerintah daerah, serta penjaminan mutu,sekolah penggerak, dan organisasi penggerak kepada 20.438 orang guru.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan