CIMAHI – Penyalahgunaan obat batuk yang dikonsumsi agar membuat mabuk sepertinya masih marak terjadi dikalangan pelajar. Salah satu kandungan Dextromethorphane pada obat batuk yang beredar dipasaran diduga memiliki efek halusinasi jika dikonsumsi secara berlebihan.
Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cimahi, Ivan Eka Satya, mengakui, dari beberapa kasus pernah ditemukan ada anak remaja mabuk obat batuk komix.
Dia mengatakan, selain mudah didapatkan di warung-warung obat batuk komik semakin marak digunakan di kalangan pelajar pada saat jam pulang sekolah.
Kendati begitu, dia mengakui untuk kasus yang ditangani BNN pihaknya belum pernah menemukannya ada orang kecanduan Komix. Namun, kandungan dextromethorphane di dalam Komix biasa dimanfaatkan anak sekolah untuk mabuk-mabukan.
’’Untuk mendapatkan efek mabuk hingga halusinasi dan tak sadarkan diri dari obat batuk itu, para pelakunya biasa mengonsumsi 15 sampai 20 sachet Komix yang diminum secara bersamaan,’’jelas Ivan kep[ada wartawan kemarin. (10/10).
Dia mengungkapkan, sebenarnya obat batuk jika dikonsumsi secara aturan tidak memiliki efek apapun. Namun, mengkonsumsi secara berlebihan bisa memberikan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan. Bahkan, dextromethorphane itu merupakan turunan dari opium atau heroin yang dinetralisir.
Sementara itu, Kepala Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Elly Herlia, mengaku akan sulit melakukan pengawasan penjualan obat batuk tersebut di pasaran.
Kandungan dextromethorphane yang ada di dalam Komix merupakan sediaan tunggal, Bahkan, sejak 2014, dextromethorphane sediaan tunggal sudah ditarik dari pasaran dan dimusnahkan. Namun, untuk Komix Dextromthorphan sediaan campuran, tidak bisa s ditarik dari pasaran.
Elly Herlia mengatakan, obat batuk Komik sangat mudah didapatkan. Sehingga, tidak ada kontrol jika ada orang membeli dalam jumlah banyak.
“Kalau di apotek atau toko obat itu kan ada penanggungjawab teknis kefarmasiannya, jadi kalau ada yang beli berlebihan bisa dicurigai,” jelasnya.
Dia mengakui baru mengetahui jika anak sekolah sering menyalahgunakan obat batuk komix sebagai bahan untuk mabuk-mabukan mengingat fungsinya sebagai antitusif atau mengurangi gejala batuk.
“Kami juga kaget kalau anak sekolah yang ingin mabuk-mabukan mengulik sampai sejauh itu. Tapi memang dulu banyak laporan tablet dextro dikonsumsi sampai 20 bahkan 30 pil biar efeknya lebih cepat terasa. Jelas ini sangat mengkhawatirkan,” tuturnya. (ziz/yan)