BANDUNG – Pernyataan bohong Ratna Sarumpaet yang mengaku dirinya korban penganiayaan di Bandung. Menuai sejumlah aksi massa sejumlah elemen masyarakat.
Sambil terlentang mahasiswa memegang poster bertuliskan ”Ratna Sarumpaet Pencipta Hoax Terbaik”, ”Penjarakan Ratna Sarumpaet” dan “Penipu Kelas Kakap”.
Koordinator Aliansi Mahasiswa Kota Bandung, Hasim Tasmala mengatakan aksinya ini adalah sebuah bentuk perlawanan terhadap Ratna Sarumpaet yang menyebarkan berita hoax sehingga membuat gaduh masyarakat Kota Bandung.
”Cara tidur terlentang adalah sebuah bentuk perlawanan terhadap Ratna Sarumpaet yang menyebarkan berita Hoax yang membawa Kota Bandung, dan itu adalah pencemaran terhadap Kota Bandung yang terkenal Ramah atau someah,” ucapnya saat ditemui di lokasi aksi.
Hasim menegaskan, Ratna Sarumpaet harus meminta maaf terhadap warga Kota Bandung yang sudah membawa berita hoax yang menjadi viral itu dan adili sesuai peraturan yang berlaku tentang pembuatan dan penyebaran hoax.
”Ratna Sarumpaet tidak bisa begitu saja mengabaikan apa yang sudah dilakukannya, dia harus bertanggungjawab kepada masyarakat Kota Bandung,” tandasnya.
Para mahasiswa pun mengutuk keras hoax Ratna Sarumpaet yang dianiaya sejumlah orang di Banda Husein Sastranagera, Kota Bandung. ”Kami mengutuk keras Ratna Sarumpaet yang telah membuat gaduh di kota Bandung,” ungkapnya lagi.
Menurutnya, Ratna Sarumpaet telah menyakiti dan mengotori citra masyarakat Kota Bandung. ”Kami sangat tersakiti oleh isu yang mengotori Kota Bandung yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet. Masyarakat Kota Bandung terkenal santun, tidak mungkin menganiaya seorang wanita tua,” ungkapnya.
Dirinya pun mendorong dan mendukung pihak kepolisian serta Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menindak tegas Ratna Sarumpaet. ”Kami menuntut pemerintah dan kepolisian untuk menindak tegas Ratna Sarumpaet yang telah membuat gaduh dengan teatrikalnya,” pungkas Hasim.
Selain Mahasiswa, sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Garda Nasional untuk Rakyat (GNR) Jawa Barat melaporkan Ratna Sarumpaet ke kepolisian.
Adapun dasar laporannya yaitu perihal Ratna yang menyebut-nyebut Kota Bandung dalam ‘drama’ pengeroyokannya.