BANDUNG – Seluruh keluarga besar Institut Teknologi Bandung (ITB) menyampaikan rasa prihatin dan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng), khususnya daerah Palu, Donggala, Sigi, Parigi Moutong dan sekitarnya.
Sebagai bentuk dari keprihatinan atas penderitaan masyarakat yang menjadi korban bencana alam tersebut, ITB telah mengirimkan bantuan tahap ‘respon cepat’ dalam bentuk bahan makanan, minuman, obat-obatan, selimut, pakaian, dan sejenisnya yang telah dikirimkan melalui Posko Bantuan TNI-AU di Bandara Halim Perdanakusuma.
”ITB telah menyiapkan tim bantuan yang akan dikirimkan menuju wilayah bencana dengan beberapa program bantuan tahap pemulihan dan rekonstruksi,” demikian rilis yang disampaikan ITB, kemarin (3/10).
Adapun bantuan yang dikirimkan meliputi bantuan pemasangan peralatan penjernihan air, pengembangan teknologi bangunan tahan gempa, pemasangan seismograf untuk pemantauan potensi gempa susulan, serta beberapa program lain.
Saat ini tercatat sebanyak 24 mahasiswa ITB asal Sulawesi Tengah yang diberikan ijin oleh pihak kampus untuk dapat mengunjungi sanak keluarganya di daerah bencana dengan ijin tidak kuliah sementara sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, ITB juga memberikan kebijakan keringanan atau pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa asal Sulawesi Tengah yang keluarganya menjadi korban bencana tersebut.
Para mahasiswa tersebut juga dipersilakan untuk mengajukan permintaan bantuan biaya hidup sesuai ketentuan yang berlaku.
Rektor ITB telah bersepakat dengan 38 Rektor PTN yang tergabung dalam Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) untuk menjalankan program bantuan dalam rangka menjaga kelangsungan proses belajar para mahasiswa Universitas Tadulako (Untad), Palu.
Bagi para mahasiswa Untad yang sementara waktu harus meninggalkan Kota Palu untuk mengungsi ke Kota Bandung dan sekitarnya, dipersilakan untuk mengikuti program kuliah ‘sit in’ pada Program Studi di ITB yang berkesesuaian dengan program studi yang diambilnya di Untad.
Adapun prosedur untuk mengikuti program ‘sit in’ ini diatur sebagai beriku pertama, mahasiswa Untad yang saat ini sedang meninggalkan Palu dan bermukim di Kota Bandung dan sekitarnya dipersilakan untuk menghubungi Rektorat atau Dekan Fakultas/Sekolah di ITB yang memiliki program studi berkesesuaian dengan yang diambilnya di Untad. (feb/rmo/ign)