NGAMPRAH – Kabupaten Bandung Barat mencatatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) setelah berhasil mengumpulkan sajian nasi liwet dalam kastrol (panci) terbanyak sejumlah 2.103 buah dalam acara “Gembrong Liwet” yang merupakan salah satu rangkaian acara “Mapag Jajap Mancen Tugas Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat” di area Perkantoran Pemkab Bandung Barat di Ngamprah, kemarin.
Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna mengatakan, pemecahan rekor MURI ini diinisiasi relawan Aa Umbara-Hengki Kurniawan (Akur) sebagai bentuk rasa syukur kemenangan pasangan tersebut dalam perhelatan Pilkada Juni lalu dengan mengumpulkan nasi liwet dari seluruh SKPD hingga masyarakat dan terkumpul sebanyak 2.103 kastrol.
“Acara ini digelar sebagai bentuk rasa syukur relawan Akur, namun juga menunjukan nilai gotong royong dan kebersamaan seluruh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat,” kata Umbara usai menerima piagam penghargaan MURI.
Dia mengatakan, semua kastrol yang terkumpul tidak menggunakan anggaran pemerintah daerah. Semua terkumpul secara sukarela dan bergotong royong dengan memasak dan membawa nasi liwet untuk dihitung MURI yang kemudian dimakan bersama-sama.
“Nasi liwet ini simbol kebersamaan, tentu harapannya kebersamaan ini terus terjaga selama pemerintahan Akur lima tahun ke depan,” katanya.
Umbara mengajak seluruh masyarakat baik yang mendukung dirinya maupun tidak saat Pilkada lalu untuk merekatkan kebersamaan membangun perubahan di KBB.
“Saya lihat semua hadir termasuk pendukung paslon lain. Ini artinya awal yang baik untuk memulai pemerintahan yang baru,” ujar Bupati yang baru dilantik 20 September 2018 itu.
Di tempat yang sama, Senior Manager MURI, Awan Rahargo, menerangkan bahwa pemecahan rekor penyajian nasi liwet dalam kastrol sebanyak 2.103 buah ini merupakan yang pertama tercatat di MURI dan bahkan menembus rekor dunia.
“Kami mencatat penyajian nasi liwet dalam kastrol terbanyak di KBB ini yang pertama di MURI bahkan di dunia,” ujar dia.
Selain jumlahnya yang banyak, MURI menilai kriteria yang terukur dengan melibatkan seluruh masyarakatnya. Ini juga menjadi peristiwa budaya lantaran nasi liwet telah menjadi bagian dari kuliner khas nusantara.
“Helaran budaya dengan begitu banyak nasi liwet dalam kastrol dan 16 kecamatan ambil bagian. MURI melihat peristiwa budaya yang perlu dipertahankan agar membuktikan pada dunia bahwa kita kaya akan budaya,” tandasnya. (drx)