BANDUNG – Di era revolusi industri 4.0 saat ini, pendidikan di Jawa Barat harus bisa ngigelan zaman agar mampu bersaing dan berkembang di kancah Nasional. Dan salah satu caranya adalah dengan menghasilkan rumusan-rumusan langkah dalam proses pengunaan internet sehat di kalangan siswa.
Hal tersebut diuangkapkan kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Ahmad Hadadi saat menghadiri acara Penyusunan Program Interner Sehat untuk SMA, SMK dan SLB yang diselenggerakan oleh Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (TIKomDik) Dinas Pendidikan Jawa Barat di Hotel Panorama Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Hadadi menuturkan pendidikan harus mengikuti perkembangan zaman. ”Di era sekarang, kalau bahasa sundanya, kita haru ngigelan zaman, mengikuti perkembangan zaman. Kalau enggak, ya kita pasti dilewati (tidak berkembang). Ini harus dirumuskan sehingga pendidikan di Jawa Barat dapat menjadi yang terunggul dan menjadi yang terbaik, minimal di level Nasional,” ucap Hadadi.
Hadadi menambahkan, secara nasional, peringkat Jawa Barat masih berada di peringkat empat, ini terlihat dari pencapaian Jawa Barat di ajang Olimpiade Sains Nasional dan Olimpiade Olahraga Siwa Nasional.
”Kita masih juara empat di tingkat nasional. Mari kita tingkatkan lagi kesatuan, baik SD, SMP, SMA, SMK dan SLB. Kita harus juara di seluruh satuan pendidikan, semua harus maju,” tutur Hadadi.
Program internet sehat ini merupakan turunan dari program Kementrian Teknologi dan Informasi (Kominfo) yang bekerja sama dengan ICT Watch. Disitat dari situs resmi Kominfo, Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Markplus Insight, jumlah pengguna internet Indonesia didominasi oleh generasi muda berusia 15-30 tahun.
Mereka berkomunikasi di dunia maya sama seperti mereka berkomunikasi di dunia nyata. Demikian juga informasi yang didapatkan semakin terbuka baik konten positif maupun negatif.
Pengaruh konten negatif sudah sering diberitakan di berbagai media berupa pemuatan gambar porno, perjudian, penipuan, pelecehan, pencemaran nama baik dan berita bohong. Selain itu penggunaan jejaring sosial juga memiliki dampak negatif, salah satunya adalah cyberbullying yang biasanya menimpa anak-anak dan sesama remaja. Bahkan kejahatan dunia maya yang dikenal sebagai cybercrime sudah sampai pada peretasan situs-situs penting dalam negeri.