CIMAHI – Schneider Electric bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Kementrian Pendidikan Perancis dan Schneider Electric meluncurkan Pusat Keunggulan bidang listrik, otomasi dan energi terbarukan.
Chief Marketing Officer Global Schneider Electric, Chris Leong mengatakan, tempat ini memberikan program pelatihan kepada 240 guru dan kepala laboratorium SMK.
Ditargetkan, para guru ini nantinya bisa menyampaikan ilmu kepada siswanya sehingga bisa menciptakan 10.800 siswa siap kerja dalam jangka waktu lima tahun.
Baca Juga:Legenda Persebaya Pulang KandangPPNI Dorong Satu Perawat Satu Desa
Sebagai bentuk kerjasama dilakukan penandatanganan sekaligus pembukaan Pusat Keunggulan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (P4TK BMTI) Kota Cimahi, Kamis (13/9).
Chief Marketing Officer Global Schneider Electric, Chris Leong mengatakan, Pusat Keunggulan bertujuan untuk mendukung pelatihan tenaga profesional dalam mengembangkan keahlian yang berkelanjutan di seluruh dunia, sekaligus mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara melalui program Access-to-Energy.
Staf Ahli bidang lnovasi dan Daya Saing, Ir. Ananto Kusuma mengungkapkan, pengembangan sumber daya manusia dalam pendidikan kejuruan menjadi salah satu prioritas utama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan tenaga kerja yang lebih terampil di bidang manajemen energi.
Oleh karena itu, pihaknya menyambut baik dan mendukung agenda pemerintah ini. Sebab, dalam industri global akan menciptakan permintaan tinggi terhadap tenaga ahli kelistrikan yang memiliki keterampilan digital.
Menurutnya, kementerian Perindustrian memperkirakan, bahwa penerapan revolusi industri membuka peluang untuk merevitalisasi industri manufaktur, meningkatkan produktivitas, mendorong ekspor neto, serta membuka sekitar 10 juta lapangan pekerjaan.
Program pelatihan kepada para guru SMK ini akan berjalan selama 6 pekan, mereka akan diajarkan oleh tenaga ahli kelistrikan dari Perancis, dimana kurikulum pelatihan akan diintegrasikan ke dalam Standar Kompetensi Nasional,kata dia.
Sebagai dukungan atas kerjasama ini, Schneider Electric dan Kemendikbud juga akan merevitalisasi fasilitas laboratorium secara bertahap di 184 SMK di seluruh Indonesia hingga tahun 2022.
Baca Juga:Wakil Indonesia Melaju Perempat FinalKampung KB: Sarana Pemerintah Distribusikan Kesejahteraan
Sehingga, nantinya lulusan SMK yang menjadi bagian program ini bisa bekerja di mana pun dengan bekal sertifikasi Schneider. Bahkan, tak menutup kemungkinan jika nantinya diterima kerja di Schneider Indonesia.
