SIAPA yang tidak kenal sosok ulama yang bernama Imam Syafi’i, Imam Ghazali atau ulama-ulama lainnya yang kita kenal sosok mereka melalui buku hasil karyanya. Kita semua kenal bukan karena pernah bertemu tatap muka, kita kenal karena karya-karya mereka melalui tulisan-tulisannya. Ya.. karya menulislah yang membuat nama mereka masih eksis hingga kini. Tak jarang apa yang mereka tuliskan dalam kitab atau buku yang dijadikan referensi dalam penelitian karya ilmiah.
Dunia kedokteran saat ini sangat banyak mengambil referensi dunia kedokteran dari kitab yang di tulis oleh Ibnu Sina atau orang barat menyebutkan dengan Avicena. Betapa nama mereka masih harum dan jelas terdengar dalam keseharian kita karena karya tulis mereka. Karya tulis ternyata mampu untuk menembus ruang dan waktu. Berjalan hingga lintas generasi, bertahan hingga bertahun-tahun bahkan berabad-abad.
Tentunya dengan buah karya seperti itu sesuai dengan keterangan dalam sebuah hadist nabi Muhammad SAW bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat bermanfaat untuk manusia lainnya. Saat berbicara kebaikan maka akan ada pahala yang dijanjikan Allah kepada insan yang senantiasa berbuat kebaikan. Saat manusia mampu memberikan manfaat untuk manusia atau lingkungan sekitar maka kebermanfaatannya tentu mengandung kebaikan, di mana ada kebaikan maka pahala akan hadir secara bersamaan.
Menjadi guru, tentu merupakan sebuah anugrah yang tidak ternilai harganya, selama tugas pokok dan juga kewajiban senantiasa di jalankan dengan baik, dan tidak lupa untuk terus memohon petunjuk dan juga perlindungan dari Allah SWT. Sosok Guru yang baik mampu menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Profesionalisme seorang guru harus selalu di jalankan.
Tidak banyak guru yang mempunyai keinginan atau kemampuan untuk menulis. Kesibukan menjadi alasan klasik bagi guru sehingga sukar untuk menulis. Ketidakmampuan mengatur waktu juga jadi kendala yang sukar untuk di runtuhkan dan di cari jalan keluarnya. Padahal, menulis bisa dijadikan sebuah sarana untuk senantiasa belajar, memperbaiki diri dan meningkatkan profesionalisme pekerjaan sebagai seorang guru. Tanpa disadari, aktifitas menulis juga meningkatkan interaksi sosial secara tidak langsung, bahkan meningkatkan kepribadian yang positif dan menjadi contoh nyata dan dekat untuk para siswanya.