NGAMPRAH– Pasca libur Lebaran, tingkat kunjungan ke Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang menurun hingga 15 persen. Hal itu diakibatkan beberapa faktor di antaranya, aktivitas sekolah sudah berjalan normal dan perusahaan belum memulai kembali kegiatan gathering. “Ditambah kemarin libur HUT RI karena banyak masyarakat yang fokus di lingkungan masing-masing, ditambah momen kurban. Biasanya kunjungan mencapai 60 persen setiap hari, sekarang jadi 45 persenan,” kata General Manager TWGC, Sapto Wahyudi di Lembang, Jumat (24/8).
Sapto mengungkapkan, kunjungan akan kembali normal pada September mendatang. Sebab, kunjungan dari perusahaan untuk kegiatan gathering sudah dimulai. Selanjutnya pada Oktober mendatang liburan sekolah dimulai. “Untuk perusahaan yang melakukan gathering untuk September nanti diperkirakan lebih dari 20 perusahaan. Untuk perusahaan setingkat PT itu sekali kunjungan ada 1.000 orang. Belum lagi nanti siswa yang liburan dengan kegiatan study tour,” ungkapnya.
Untuk meningkatkan jumlah pengunjung, kata dia, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan setiap travel agent yang ada di Jawa, Sumatera, Bali, Makasar hingga Lampung. Setiap travel agent akan melaporkan setiap perusahaan yang akan berkunjung ke TWGC jauh-jauh hari sebelumnya. “Setiap travel agent ini kan memiliki sejumlah mitra dengan perusahaan. Ketika ingin gathering diarahkan ke sini,” ujarnya.
Disinggung soal jumlah kunjungan dari mancanegara, dia menyebutkan tidak terlalu banyak. Namun khusus di momen Iduladha ini kunjungan dari negara Arab cukup tiinggi. “Kebetulan sekarang sedang musim haji, jadi warga asli Arab justru suka berlibur ke sini. Sementara untu kunjungan negara lainnya tidak begitu ramai,” kata dia.
Sapto menambahkan, TWGC berdiri di atas lahan hutan pinus seluas sembilan hektare, fasilitas lengkap dengan 49 penginapan (pondok) berbagai kelas, wahana outbound serta ditunjang lahan parkir luas. “Sejauh ini rata-rata kunjungan di weekday itu berkisar 700-1.000 orang. Sementara untuk long weekend bisa mencapai 2.000 orang/hari,” terangnya.
Dia juga menyampaikan, jumlah kunjungan akan berdampak pada kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bandung Barat. “Harapan kita tingkat kunjungan bisa jauh lebih banyak karena sejauh ini kontribusi PAD kita juga cukup besar,” tandasnya. (drx)