Prakarya dan Life Skill

Budidaya

Budidaya yaitu suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar lebih besar atau dan berkembang. Dalam praktiknya, para siswa dilatih untuk memiliki perasaan dan kepekaan dan rasa mereka sebagai seorang pembudidaya yang terus hidup, tumbuh dan berkembang. Dalam budidaya ini maka siswa akan di bina perasaannya, kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (ekosistem).

Pengolahan

Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi agar dapat dimanfaatkan secara maslahat. Pada prinsipnya pengolahan adalah bagaimana mengubah benda mentah menjadi produk matang dengan mencampurkan serta memodifikasi bahan tersebut.

Pada akhirnya, semua aspek tersebut harus memiliki nilai keterjualan. Oleh karena itu, produk dari prakarya harus memenuhi standar pasar di antaranya menyenangkan pembeli, nilai kemanfaatan, kreatif serta bertanggung jawab terhadap ciptaanya berdasarkan logika matematik maupun pengetahuan estetis. Disini lah sebetulnya bagaimana life skill itu diajarkan. Sebab, untuk dapat menciptakan produk yang bernilai manfaat dan juga kreatif, diperlukan keahlian dalam penggunaan perangkat-perangkat yang digunakan. Keahlian dalam memanfaatkan alat tersebut salah satunya adalah untuk memperoleh life skill.

Semua harapan, rencana dan juga program dari prakarya akan bisa berjalan maksimal manakala dapat melakukan  aktivitas (1) mengamati lingkungan baik fisik ataupun pasar yang menjadi bahan eksplorasi, eksperimen, eksperiensi melalui kegiatan melihat, membaca mendengar dan mencermati, meneliti berbagai objek alam dan artifisial dengan cara kunjungan secara lapangan. (2) Mendorong keingintahuan peserta didik melalui pengamatan gejala alam, artifisial maupun sosial dengan merumuskan pertanyaan berdasarkan kaitan, pengaruh dan kecenderungannya. (3) Mengumpulkan data dan menciptakan karya dengan merumuskan daftar pertanyaan berdasarkan hasil identifikasi, menentukan indikator keterjualan, kelayakan penampilan dengan teknik wawancara atau mengeksplorasi alam. (4) Melakukan analisis dan merekonstruksi hasil ciptaan berupa fakta, konsep, prosedur dan dalil baik yang bersifat tradisional berbasis kearifan lokal maupun modern dan produktif dan reprodukti yang bermanfaat bagi kehidupan dan berkehidupan. (5) Menampilkan hasil karyanya berupa oral ataupun secara karya portofolio. (6) Merekonstruksi karya prakarya secara teknologi, seni dan ekonomis (efektif dan efisien) yang dapat dimanfaatkan untuk mengapresiasi karya teknologi terbarukan dan dapat bernilai jual.***

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan