SOREANG — Pemberian gaji dengan sistem non tunai (Payroll) ternyata banyak dikeluhkan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Bandung. Sebab, selama ini pembayaran gaji untuk tenaga pendidik selalu telat ditransfer ke rekening.
Asep Wahyu salah satu guru yang mengajar di Soreang mengaku, pada Juli lalu dia bisa mengambil gaji ke bank setelah pertengahan bulan.
“Bulan kemarin saya baru bisa mengambil gajih pada tanggal 10 juli. Sekarang sudah tangal 2 Agustus sudah tiga kali mengecek belum masuk juga,” Kata Asep ketika ditemui kemarin. (2/8).
Dia mengatakan, dengan pembayaran non tunai sangat merugikan. Terlebih, untuk menutupi kebutuhan keluarga seharusnya gaji bisa tepat waktu.
Selain itu, kelemahan pembayaran gaji non tunai adalah, kurangnya fasilitas Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di pelosok daerah. Sehingga, bila ada guru yang ingin mengambil gaji terpaksa harus datang ke ke Soreang.
Saya sangat kasihan dengan guru-guru yang berada di pedesaan seperti Rancabali, Kertasari, hanya untuk mencairkan gaji saja harus mencari ATM ke pusat keramaian,”kata dia.
Dia berharap, kepada pemerintah ataupun dinas terkait untuk melakukan komunikasi dan teguran kepada pihak bank yang ditunjuk untuk melakukan transaksi ini. Sehingga, para guru-guru tidak merasa dirugikan.
Ketika diminta konfirmasinya terkait masalah ini Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Juhana lebih memilih tidak mengangkat telponnya. Bahkan, ketika menghubungi Sekretarisnya tidak ada respon sama sekali. (rus/yan)