BANDUNG – Di era teknologi saat ini, semua orang dituntut cakap terhadap teknologi, terutama generasi muda. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Kota Bandung, Tatang Muhtar mengatakan para pelajar Kota Bandung diharapkan tumbuh menjadi pelajar yang multi-talenta dan memiliki kemampuan yang serba bisa. Selain memiliki keunggulan dalam penguasaan ilmu pengetahuan umum, juga memahami ajaran agamanya dengan baik, mencintai budaya dan lingkungannya.
Hal ini dikatakan Tatang saat membuka kegiatan pendidikan karakter yang digelar Kemenag Kota Bandung di Hotel Gumilang Regency Jalan Setiabudhi Bandung, kemarin (31/7). Kegiatan yang diikuti 150 pelajar se-Kota Bandung itu berlangsung hingga 1 Agustus 2018.
Menurutnya, untuk melahirkan generasi muda yang berkarakter, di Kota Bandung dikembangkan program Bandung Masagi. Masagi berasal dari Sunda, yang bermakna serbabisa atau multi-talenta. ”Jadi anak-anak Bandung itu diharapkan cakap atau memiliki kemampuan dalam berbagai ilmu pengetahuan,” kata Tatang saat memberi sambutan.
Dengan berbagai fasilitas yang tersedia saat ini, kata dia, selayaknya para pelajar bisa memanfaatkannya untuk hal-hal positif bagi pengembangan pribadinya. ”Apa saja yang dibutuhkan, sekarang ini bukan sesuatu yang sulit untuk didapatkan. Banyak teknologi canggih yang dapat membantu berbagai kebutuhan kita,” ujarnya.
Dia pun menjelaskan filosofi yang mendasari karakter orang Bandung, yaitu silih asih, silih asah, silih asuh, dan silih wawangi. Filosofi tersebut berasal dari nilai-nilai luhur masyarakat Sunda. Silih asih, bermakna saling menebar rasa sayang kepada sesama. Saling mengasihi dan saling peduli sebagai keluarga besar masyarakat Kota Bandung.
Sementara silih asah, berarti saling mencerdaskan, serta memperluas pengalaman lahir dan batin. Generasi muda khususnya dan umumnya warga Bandung, saling berbagi ilmu untuk kemajuan bersama. Sedangkan silih asuh, beramakna saling membimbing, mengayomi atau membina. Karakter lainnya adalah silih wawangi, yang ditunjukkan dengan sikap saling mendukung dan menumbuhkan hal-hal positif.
Empat komponen
Dalam kesempatan itu, dia juga mengungkapkan tentang empat komponen dasar dalam program Bandung Masagi. Pertama, komponen relijius. Warga Kota Bandung harus memahami ajaran agamanya dengan baik, seperti halnya seorang Muslim harus bisa membaca Alquran.