BANDUNG – Pengamat Komunikasi Politik Unikom, Adiyana Slamet mengatakan, tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan legislatif Tahun 2019 di Jawa Barat diprediksi akan meningkat sekitar 75 persen. Hal tersebut dikarenakan sudah berjalan optimalnya penetrasi mesin partai politik (parpol) pada konsituensnya guna membantu memenangkan parpol dan calegnya.
”Indikasi meningkatkannya partisipasi masyarakat itu, bisa dilihat dari animo pilkada gubernur serentak kemarin, dimana KPU mengklaim terjadi peningkatan sekitar 71 persen. Tapi case itu case hanya terjadi di Depok dan Bekasi. Sedangkan di daerah lain, salah satunya di Indramayu hanya 58 persen ini membuktikan bahwa seluruh mesin partai politik belum optimal,” ucap Adiyana Slamet, kemarin (23/7).
Adiyana mengungkapkan, peningkatan partisipasi masyarakat pada Pileg 2019 akan semakin meningkat, karena dalam satu daerah pemilihan di tingkatan provinsi akan ada lebih dari sepuluh orang bakal calon legislatif yang bersaing dalam kontestasi pesta demokrasi tersebut.
”Maka optimalisasi itu akan menarik kemungkinan tingkat partisipasi pileg 2019, paling tidak bertahan di angka 70 persen atau kalaupun naik tidak akan terlalu signifikan sekitar lima persen atau menjadi 75 persen,” lanjutnya.
Dikatakan dia, meski kondisi itu akan mampu meningkatkan angka partisipasi masyarakat, akan tetapi kembali pada persoalan sejauh mana effort yang dilakukan oleh parpol dan para bakal calon legislatif ini untuk menjalin komunikasi kepada masyarakat untuk meyakinkan pilihannya di dapil masing-masing.
”Semenjak lengsernya Presiden Soeharto, saat ini ada hal menarik, yaitu terjadinya resesi demokrasi, dimana salah satu indikatornya masyarakat yang tidak lagi percaya pada institusi lembaga legislatif, karena banyak terjadi penyalahgunaan wewenang, korupsi dan lain-lain,” tambahnya.
Adi menuturkan, kepercayaan masyarakat pada sosok bacaleg saat ini. Hal tersebut menurutnya, akan bergantung pada bagaimana sistem kaderisasi parpol yang memunculkan sosok para kader terbaik yang memang disukai oleh konsituen dan mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi lembaga legislatif ini.
”Jadi selama ini seolah-olah bahwa masyarakat mendelegitimasi institusi lembaga legislatif, karena menganggap mereka hanya memperjuangkan jabatan-jabatan politis dan tidak memperjuangkan kebijakan-kebijakan publik. Jadi kepercayaan itu harus bisa di kembalikan dan dibutuhkan kerja ekstra keras bagi parpol dan kader partai peserta pemilu legislatif 2019,” pungkasnya. (nie/ign)