BANDUNG – Untuk mewujudkan kota layak anak Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Kepala Bidang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung, Eem Sukaemah mengatakan, salah satu kendala pekerjaan rumah adalah masih adanya anak jalanan di Kota Bandung. Bahkan, untuk mendapatkan predikat ini Tim verifikasi yang datang ke Bandung menemukan sendiri anak jalanan masih banyak di Bandung.
Dia mengakui masih banyak anak jalanan yang berseliweran di Kota Bandung terutama di ruas jalan-jalan besar. Menurutnya, menjadi salah satu fokus permasalahan yang harus dituntaskan.
Namun, DP3APM tidak memiliki kewenangan untuk menertibkan anak jalanan. Sebab, melakukan penertiban adalah Dinas Sosial.
Eem mengungkapkan, banyak anak jalanan yang bukan warga asli Kota Bandung. Sehingga, perlu ada regulasi bagaimana supaya anak jalan tidak datang ke kota Bandung.
kendala lainnya yang masih menjadi PR ialah di jalanan kota Bandung banyak juga iklan-iklan rokok terpampang di tempat umum. Padahal, ini juga merupakan salah satu poin penilaian dalam mewujudkan KLA.
“Iklan rokok juga masih ada di dekat sekolah. Makanya kami juga sudah upayakan lapor, jadi iklan rokok kalau menyatakan kota layak anak tidak boleh ada iklan rokok,” kata dia.
Eem mengungkapkan, suatu kota berpredikat layak anak jika bisa memberikan rasa aman, nyaman, bebas diskriminasi dan eksploitasi. Jika suatu kota sudah layak anak, maka kota tersebut bisa layak untuk semua.
Meski demikian, ia pun meyakini Kota Bandung bisa meraih predikat KLA tingkat Nindya. Pengumuman predikat ini akan diumumkan pada akhir Juli ini dalam perayaan Hari Anak Nasional di Surabaya.
“Alhamdulillah, tahun lalu Kota Bandung langsung menerima predikat tingkat Madya. Tahun ini kami harap mendapat tingkat Nindya,” kata dia. (bbs/yan)