BANDUNG – Sebanyak 23 diplomat ekonomi/etase perdagangan dari Kedutaan Besar negara- negara Kawasan Asia Pasifik dan Afrika akan hadir pada Seminar “Promosi Potensi Produk UMKM Ekspor Indonesia” di Hotel Papandayan Bandung, 12 Juli 2018.
Kegiatan tersebut digelar Sekretaris Direktorat Jendral Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI bekerjasama dengan Tim Sinergitas ABCGM Jabar dalam rangka mendorong dan mendukung promosi produk ekspor Indonesia.
Menurut Ketua Tim Sinergitas ABCGM Jabar, Meriza Hendri, kegiatan ini bertujuan memperkenalkan dan memberikan informasi mutakhir potensi produk ekspor Indonesia, khususnya produk UMKM di Jawa Barat.
“Kegiatan ini sekaligus memfasilitasi diskusi pelaku usaha dengan pejabat Perwakilan terkait permasalahan yang dihadapi dengan negara target ekspor,” katanya
Etase perdagangan yang dipastikan bakal hadir diantaranya dari negara Sudan, Pakistan, Cambodia, Myanmar, VietNam, PNG, Zimbabwe, Bahrain, Philippina, Angola, Lao PDR, South Africa, Timor Leste, Cina, Fiji, Uganda, Morocco, Qatar, Inda, Korut, Leshoto, Iran dan Malaysia.
Adapun peserta adalah 40 pelaku UMKM Jawa Barat yang berasal dari delapan sektor industri yaitu fashion, food and beverage, IT, permesinan, alas kaki, craft, agro bisnis, perikanan dan olahan ikan. Mereka sudah diseleksi oleh tim Sinergitas ABCGM Jabar dengan indikator utama produk sudah memenuhi standar pasar ekspor dan memiliki kapasitas untuk produksi yang berkelanjutan di pasar ekspor.
Melalui kegiatan ini, pihaknya berharap, pelaku UMKM Jawa Barat produknya bisa menembus pasar ekspor. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu memotivasi para pelaku UMKM khususnya wirausaha mampu menumbuhkembangkan bisnisnya dari skala mikro, kecil dan menengah dan besar.
Hal ini sejalan dengan visi dari Tim Sinergitas ABCGM mendorong UMKM Jawa Barat naik kelas. Menurutnya, ada tiga permasalahan utama yang dihadapi yaitu berhubungan dengan entrepreneurial mindset, kualitas manajerial serta bagaimana wirausaha di Jawa Barat mampu mengoptimasi setiap peluang yang dihasilkan dari lingkungan eksternal, mulai dari lingkungan eksternal mikro, makro dan global.
Untuk itu, lanjut Meriza, entrepreneur memerlukan social capital yaitu modal sosial berupa informasi, akses pasar, akses perijinan, akses keuangan, akses fasilitas bisnis serta jejaring yang dapat meningkatkan bisnis mereka. Hal ini dapat dikontribusikan oleh penta helix yang seringkali dikenal dengan ABCGM yaitu akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah dan Media.