Citra Guru dan Sekolah Efektif

Belajar Berkelanjutan

Selain melalui persiapan yang tepat serta berfikir unggul, ternyata citra positif juga bisa dibangun melalui komitmen pada pembelajaran berkelanjutan. Sebagai guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri dan mengikuti perkembangan zaman. Tuntutan belajar bagi seorang guru harus dilakukan secara terus menerus tanpa batas atau biasa dikenal learning countinously. Hal itu sesuai dengan ajaran agama Islam bahwa menuntut ilmu bisa dilakukan sejak di dalam kandungan sampai di liang kubur. Seorang guru yang enggan berinovasi diri, mengembangkan diri, dan kemauan diri, maka ia akan tertinggal dengan murid-muridnya. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari pula tuntutan seorang guru untuk selalu mengembangkan diri dalam setiap waktu harus terus diwujudkan.

Perlindungan Hukum Atas Profesi Guru

Rancangan Undang-Undang tentang Guru yang telah diusulkan merupakan payung penting dalam pengemban amanat pendidikan. Problem guru di wilayah konflik misalnya, yang mempertaruhkan nyawa, adalah masalah krusial yang harus dipecahkan. Belum lagi dalam tahun-tahun terakhir ketika masyarakat semakin kritis penanganan terhadap anak, tak tertutup kemungkinan terjadi kelalaian guru. Bagaimanapun, barangkali wilayah guru penting dibedakan dengan wilayah kriminal. Dengan begitu, kelalaian guru ‘menghukum’ murid misalnya, tidak harus berurusan dengan polisi. Penting disadari bahwa wilayah edukatif perlu dikedepankan sehingga citra guru terkawal tidak seperti preman di jalanan. Profesionalisme guru di sekolah memang dipertaruhkan, tetapi jika anak memang berlebihan, tentunya hukuman (meski tidak relevan) tetap menarik untuk dipikirkan.

Peran serta Masyarakat

Guru bukan satu-satunya penentu kualitas mutu pendidikan. Artinya, tidak saja para guru yang memiliki sense of learning, tetapi juga masyarakat dan birokrasi pendidikan. Kultur itu akan menjadi pigura awal terfasilitasnya kesadaran belajar masyarakat. Logika proyek birokrat pendidikan penting ditinggalkan di satu sisi, dan bagaimana masa bodoh masyarakat terhadap pendidikan juga penting untuk diubah pada sisi yang lain. Tanpa terciptanya kultur demikian, sulit memberikan penghargaan yang layak pada para guru. Sebab, sebagaimana selama ini terjadi, tugas berat guru sepertinya bertarung dengan ‘penonton’ pendidikan yang hanya bisa alok, mengkritik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan