TEMPAT yang asri dan sejuk menjadi perburuan bagi orang yang membutuhkan liburan. Resort selalu jadi pilihan warga kota saat berlibur bersama keluarga. Pasalnya, resort menawarkan nuansa alam yang bebas dari hiruk pikuk kota.
Di Jadul Village, tamu tidak hanya menikmati suasana alami. Semua bangunan kamar didesain klasik berbahan kayu. Semua kamar dihiasi oleh berbagai macam barang antik. Properti yang digunakan pun merupakan barang zaman dulu yang masih terawat. Mulai dari meja-kursi, risbang hingga lemari pakaian merupakan barang-barang tempo dulu. Tak ayal, tempat ini menjadi sebuah perkampungan yang eksotis.
General Manager Jadul Village Bambang Danandjaja mengatakan, konsep Jadul Village mengusung kearifan lokal Jawa, Bali dan Sumatera. Hal ini karena sang owner merupakan kolektor benda-benda antik berbagai daerah di Nusantara bahkan hingga Eropa.
”Bangunan di Jadul Village memang sengaja didatangkan langsung dari Jawa Tengah. Di dalamnya kami memasang berbagai barang antik, mulai dari jawa, bali, sumatera bahkan ada yang dari Belanda,” ujar Bambang kepada Jabar Ekspres di Jadul Village, Jalan Terusan Sersan Bajuri, Cihideung, Bandung, belum lama ini.
Dia menambahkan, saat ini Jadul Village memiliki 27 kamar dengan lima type. Yakni, enam kamar type Teratai, 12 kamar type Gebyok, empat kamar type Joglo Deluxe, dua kamar type Joglo Grand Deluxe, dan tiga kamar type Limasan.
Menurut dia, kamar Teratai merupakan type paling kecil yang bisa memuat tiga orang. Sementara Limasan merupakan kamar terbesar yang mampu memuat 12 orang. ”Kalau Limasan bisanya digunakan family gathering,” imbuhnya.
Sebagimana resort pada umumnya, Jadul Village juga memiliki food and beverage. Terdapat restoran bernama Lasem dengan kapasitas 100 orang. Selain itu, resort ini juga memiliki function hall mulai berkapasita 30-40 orang hingga 300 orang.
”Dulu waktu awal di bangun, Jadul Village hanya untuk frivat saja. Tapi sejalan dengan perkembangan bisnis, sekarang sudah bisa digunakan untuk MICE,” ujarnya. (fik)