SEBANYAK 78.011 penonton menyaksikan langsung pertandingan antara Portugal melawan Maroko di Stadion Luzhniki, Moskow, Rabu malam lalu (20/6). Angka itu mengejutkan. Sebab, sama dengan saat opening match Piala Dunia 2018 antara tuan rumah Rusia melawan Arab Saudi (14/6). Padahal, laga kedua grup B tersebut bukan berstatus big match.
Tak bisa dimungkiri, keberadaan Cristiano Ronaldo merupakan daya pikat utama pertandingan ini. CR7 –julukan Ronaldo—adalah pemain paling hot saat ini. Sinarnya sedang benderang. Siapa yang tidak ingin menyaksikan langsung aksi bintang Real Madrid itu di lapangan? Semua penggila bola pasti menginginkannya. Tidak terkecuali para haters CR7.
Nguyen Thien adalah salah satu fans yang penasaran dengan sepak terjang Ronaldo. Dia datang dari Vietnam. Jauh sekali dari Rusia. Vietnam tidak lolos Piala Dunia. Seperti halnya Indonesia. Namun, Nguyen ngotot terbang ke Moskow. Dia pun memilih pertandingan Portugal. ”Saya ingin melihat Ronaldo,” katanya setelah laga Portugal versus Maroko rampung.
Tentu, bukan Nguyen seorang yang berpikiran seperti itu. Di antara puluhan ribu penonton di Luzhniki, tidak sedikit yang datang hanya untuk melihat Ronaldo. Mereka bukan fans dari Portugal. Ada yang datang dari Malaysia, Jepang, Korea, dan Amerika Serikat (AS). Ada juga fans Real Madrid. Bisa dipastikan bahwa jersey bertulisan nama Ronaldo adalah yang paling banyak dipakai penonton.
Seandainya Portugal tidak memiliki Ronaldo, bisa jadi daya pikat kampiun Euro 2016 itu tak semenarik sekarang. Tanpa Ronaldo, bisa jadi Portugal kalah oleh Spanyol dan tidak mampu menang atas Maroko. Betapa tidak, empat gol Seleccao das Quinas –julukan Portugal—pada dua laga itu diborong oleh CR7.
Portugal memang tampil kurang mengesankan. Justru Maroko yang menguasai pertandingan. Namun, Maroko tidak mempunyai Ronaldo. Atau, setidaknya pemain yang bisa menjadi pembeda. Karena itu, meski mengendalikan permainan, terutama di sepanjang babak kedua, Maroko tidak mampu menjebol gawang Rui Patricio.
Sebaliknya, Portugal belum mampu menghilangkan ketergantungan kepada Ronaldo. Keberanian perebut gelar Balon D’Or lima kali itu menyundul bola dalam posisi sulit berbuah gol pada menit keempat. Ronaldo adalah jaminan keberhasilan. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh Maroko.