Pj Gubernur Disoal

BANDUNG – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat yang baru dilantik, M. Iriawan, buka suara terkait wacana usulan hak angket oleh beberapa fraksi di DPR mengenai pengangkatan dirinya oleh Kemendagri yang dianggap melanggar aturan.

”Kalau memang aturan itu tidak pas menurut beberapa pihak, silakan ada saluran hukum. Saya tidak banyak bicara untuk domain itu. Saya hanya melaksanakan tugas,” ujar Iriawan saat memantau arus balik di Cileunyi, Kabupaten Bandung, kemarin (20/6).

Menurut Iriawan, Kemendagri tidak mungkin mengeluarkan suatu kebijakan tanpa mempertimbangkan aturan-aturan. Dia yakin, penunjukannya sebagai penjabat gubernur Jawa Barat telah melewati berbagai kajian dari tim ahli Kemendagri.

”Kemendagri menaruh saya di sini tidak mungkin regulasinya beliau-beliau (langgar). Ini sudah dipersiapkan dengan baik, tidak mungkin tidak pas,” kata dia.

Sementara untuk wacana hak angket, dia tidak memikirkannya dan hanya akan fokus dalam tugasnya sebagai penjabat Gubernur Jabar. Dia berjanji akan memberikan segala kemampuan yang dimilikinya untuk menjaga rasa aman dan kondusifitas di Jawa Barat, terlebih akan menghadapi Pilkada serentak 2018.

”Wacana (hak angket) silakan saja. Saya tidak di domain itu. Buat saya bekerja saja sekarang. Mari kita tunjukkan di Jabar yang kita cintai ini. Saya akan pertaruhkan nama baik dan jabatan saya di Pj Gubernur ini,” kata dia.

”Saya akan tindak jika ada anak buah saya nanti tidak netral. Kalau saya memerintah tidak netral kan lucu. Tolong jelaskan, tidak netralnya saya di mana? Saya kemarin disumpah pakai Alquran. Kayaknya (tuduhan) gak berdasar. Percaya sama saya, saya akan netral, mari kita lihat setelah tanggal 27,” kata dia.

Sementara itu pengamat politik Muradi mengaku aneh dengan kecurigaan sejumlah pihak soal jabatan baru polisi aktif yang biasa disapa Iwan Bule itu.

Muradi mengatakan, kecurigaan sebagian kalangan bahwa Iwan Bule bakal berpihak pada satu pasangan calon gubernur Jabar, sangat tidak beralasan. Dia memiliki alasan, mantan kapolda metro jaya itu baru dilantik Senin (18/6), sementara pemungutan suara Pilgub Jabar digelar 27 Juni mendatang.

”Pertanyaannya, selama sembilan hari menjabat Pj Gubernur bisa bikin apa? Apalagi Jabar itu kan daerahnya luas. Berbeda misalnya, maaf, kalau Jabar itu hanya sebesar Depok. Mungkin selama sembilan hari itu bisa sesuatu,” ujar Muradi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan