Kemampuan peserta didik dalam menerima pembelajaran ada yang lambat, rata-rata, bahkan cepat, dengan merdeka dalam belajar kita tidak perlu berkiblat pada Singapura, Jepang, Finlandia atau negara maju lainnya. Mari kita kenali anak didik kita, karakteristiknya, potensinya, dan latar belakang keluarganya.
Untuk lebih mengenalnya, hal yang dapat dilakukan antara lain assessments, intensive training, home visit dan kegiatan parenting. Beri pengertian kepada peserta didik lainnya agar mereka belajar untuk berempati, sayang, menghargai dan bersyukur atas apa yang mereka miliki, bahwa mereka semua hebat.
Untuk itu, perlu adanya upaya dari pemerintah dan pusat layanan ABK untuk membantu sekolah dalam membuat assessment dan rambu-rambu indikator ketuntasan minimal belajarnya.
Dengan demikian, kita dapat menciptakan sekolah yang ramah terhadap semua anak, menjadi pendidik yang bijak, bekerja dengan hati, ikhlas dan menghargai perbedaan sebagai rahmat, yang dapat mengakomodir keberagaman peserta didik, agar mereka mendapatkan haknya untuk mengenyam pendidikan formal bersama teman-teman sebayanya. ***