Survei: Soeharto Presiden Paling Sukses

JAKARTA – 20 Mei, genap 20 tahun peristiwa lengsernya Presiden Soeharto yang menandai reformasi Indonesia. Dua dasawarsa berlalu, sejumlah persoalan laten masih menggelayuti. Meski demikian, publik menilai perjalanan reformasi sudah cukup memuaskan.

Merujuk data survei yang dirilis Indobarometer kemarin (20/5), tingkat kepuasan terhadap jalannya pemerintahan pasca reformasi mencapai 58,5 persen. Angka itu jauh meninggalkan kelompok yang menyatakan tidak puas, yakni 31,3 persen. Sementara sisanya menjawab tidak tahu.

Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, kepuasan terhadap reformasi disebabkan oleh kemajuan di berbagai sektor. Mulai dari reformasi di bidang hukum, keamanan, kesehatan, budaya, pendidikan, hingga politik.

Selain itu, perubahan sistem, mulai dari pembatasan masa jabatan presiden, pemilu bebas, penghapusan dwifungsi TNI, hingga pembentukan lembaga anti korupsi juga mendapat apresiasi positif. “Mengapa baik, karena kebebasan berpendapat. Ternyata penting buat masyarakat Indonesia,” ujarnya di Hotel Harris Suites, Jakarta, kemarin (20/5).

Namun, lanjutnya, masih ada persoalan yang dinilai belum mampu diselesaikan. Di mana sejumlah tuntutan yang di sampaikan pada era reformasi belum ditindaklanjuti secara maksimal. Mulai dari pengungkapan kasus HAM berat, pengusutan kasus korupsi keluarga Soeharto, penegakkan hukum yang adil, hingga penguatan fungsi DPR.

“Hanya di bidang ekonomi dan sosial, publik menilai di masa orde baru paling baik,” imbuhnya.

Uniknya, meski secara umum publik puas dengan proses reformasi, sosok Soeharto masih dianggap sebagai Presiden yang paling sukses di mata masyarakat Indonesia dengan 32,9 persen. Sementara Soekarno (21,3 persen), Joko Widodo (17,8 persen), dan SBY menguntit di belakangnya dengan 11,6 persen. Kondisi ekonomi dan sosial yang lebih stabil dinilai positif oleh masyarakat.

Sementara itu, Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko menilai wajar jika Soeharto dianggap sebagai presiden paling berhasil. Sebabnya, waktu yang dimiliki mantan Panglima angkatan bersenjata itu paling lama dibandingpresiden lainnya. sehingga kesempatan untuk membangun lebih luas.

”Bu Mega cuma berapa tahun dari 2001 sampai 2004 saja, Pak SBY 10 tahun bisa, Pak Jokowi baru 4 tahun, Gus Dur hampir 2 tahun. Pak Habibie hampir setahun lebih. Nah Pak Harto 32 tahun,” tuturnya.

Selain waktu yang lama, saat memerintah, Soeharto juga menguasasi semua cabang pemerintahan hingga legislatif dan yudikatif. Dengan kekuasaan yang sedemikian besar, nyaris tidak ada riak yang mampu menentang kebijakannya. Sehingga tidak relevan untuk dibandingkan dengan presiden pasca reformasi yang serba terbatas.

Tinggalkan Balasan