Rintis SBMPTN Basis Android

SUMEDANG – Terobosan dilakukan Universitas Padjadjaran dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018, kemarin (8/5).

Dari 56.069 peserta ujian SBMPTN 2018 di Panitia Lokal (Panlok) 34 Bandung. Seribu peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) menggunakan aplikasi Mobile Assisted Testing (MAT) Android.

”Memang hanya menyediakan untuk seribu peserta,” kata Sekretaris Eksekutif I Panitia Lokal 34 Bandung SBMPTN 2018, Prof Asep Gana Suganda pada para wartawan dalam jumpa pers SBMPTN Panlok 34 Bandung di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) kemarin.

Selain itu sebut dia, peserta Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) sebanyak 52.799 orang, peserta UTBK menggunakan komputer desktop sebanyak 2.270 orang.

Asep mengklaim UTBK menggunakan Android baru kali pertama di Indonesia dan digelar Panitia Lokal Bandung di kampus Universitas Padjadjaran Jatinangor. Mereka ditempatkan di sejumlah fakultas, salahsatunya di Fakultas Kedokteran, Keperawatan serta di Gedung Pusat Pelayanan Basic Science.

”Peserta menggunakan gadgetnya masing-masing, sejak awal sudah kami minta instal aplikasi khusus. Supaya saat ujian sudah siap. Lokasi ujian para peserta ini dilaksakanakan di Jatinangor,” jelasnya.

Menurut Rektor Unpad Tri Hanggono Ahmad, teknis pelaksanaan ujian berbasis android, aplikasinya bisa diunduh di Google Playstore seperti aplikasi pada umumnya. Panitia sudah menetapkan spesifikasi minimal bagi peserta yang ingin mengikuti ujian berbasis android. Seperti OS android Kitkat, RAM 1 GB untuk tablet dan 1,5 GB untuk ponsel pintar, kemudian free internal storage 200 MB.

Sejak mendaftar dan menentukan pilihan ujian menggunakan android, peserta sudah bisa mengunduh aplikasi. ’’Banyak peserta yang kurang memperhatikan instruksi panitia. Mereka baru mengunduh pagi sebelum ujian. Sehingga memakan waktu,’’ tuturnya.

Akses jaringan selama ujian menggunakan perangkat berbasis android, hanya dari wifi khusus yang disiapkan panitia di setiap ruangan. Ketika aplikasi tersebut dibuka, layanan lain tidak bisa digunakan. Layanan yang otomatis dimatikan seperti capture. Tujuannya supaya tidak ada peserta yang meng-capture tampilan aplikasi maupun soal ujian, kemudian disebar secara online maupun disimpan di galeri.

Secara umum Tri mengatakan pelaksanaan ujian berbasis android berjalan lancar. Catatan yang sempat terekam panitia adalah ada satu orang peserta yang mengganti HP. Jadi ada perbedaan antara HP ketika mendaftar dengan saat ujian. Peserta ini tetap boleh mengikuti ujian setelah melapor ke panitia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan