Namun begitu, Bareskrim saat ini sedang dalam tahap penyelidikan. Tentunya, semua pihak bisa untuk mengawasi kasus tersebut. ”Yang pasti, perlu waktu untuk bisa mengungkap kasus ini,” terangnya kemarin.
Sementara itu, terkait adanya aksi unjukrasa yang dilakukan umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia termasuk Jawa Barat. Imbas dari kontroversi puisi Sukmawati Soekarno Putri yang diduga mengandung unsur penistaan agama.
Ketua MUI Jawa Barat, Rahmat Syafei mengaku tidak mempermasalahkan aksi itu, karena merupakan hak masyarakat yang dilindungi Undang-Undang. Meski demikian, pihaknya tetap mengimbau agar masyarakat yang akan melakukan aksi tidak berlaku anarkis.
”Silakan ungkapkan secara santun, sesuai dengan aturan. Jangan karena ketidakpuasan jadi melewati batas karena kalau sudah melewati batas itu mengandung kedzaliman,” kata Rahmat kemarin (6/4).
Sementara, sikap MUI Jabar terkait kasus tersebut lebih condong mengamini putusan MUI Pusat yang telah memafkan Sukmawati. Terlebih, Sukmawati telah mengaku bersalah saat menyambangi MUI Pusat serta meminta maaf atas terjadinya kegaduhan di masyarakat.
”Kami mempunyai prinsip, apabila dia sudah minta maaf dan akan memperbaiki karena ketidaktahuannya itu. Maafkan saja dan pandangan itu berdasarkan agama,” imbuhnya.
Meskipun sebut dia, sikap yang diambil MUI Pusat jadi polemic baru lantaran masyarakat menganggap ada pembiaran yang dilakukan MUI terhadap permasalahan tersebut. Dirinya menyatakan, MUI memiliki penilaian tersendiri dan menganggap ada permasalahan besar yang perlu diutamakan untuk diselesaikan.
Banyaknya pihak yang tidak setuju dengan sikap MUI dinilai Rahmat sebagai ketidakpahaman masyarakat dalam menyikapi permasalahan yang terjadi. Sebab, seharusnya masyarakat khususnya umat Islam mampu mengambil sikap dewasa yaitu dengan tetap menjunjung kedamaian dan keamanan untuk menjaga kondusifitas.
”Ada yang lebih besar yaitu kedamaian dan perdamaian yang harus dikedepankan dulu. Kami di MUI, khususnya di MUI Jabar tentunya akan mendahulukan yang lebih besar yaitu perdamaian,” kata dia.
Di tempat terpisah ribuan umat Islam dari berbagai ormas yang tergabung dalam Forum Ormas Islam (Formasi) kabupaten Tasikmalaya mendatangi Polres Tasikmalaya terkait puisi Sukmawati Soekarno Putri yang diduga mengandung unsur penistaan agama. Dalam orasinya, Ketua Formasi Anwar Nashori mengatakan mengutuk keras puisi yang dibacakan oleh Sukmawati. Anwar menilai, puisi itu mengandung unsur penistaan agama, mengganggu kebhinekaan.