Selain itu, pemerintah juga merencanakan pembangunan aerocity seluas 3.600 hektare di kawasan sekitar BIJB Kertajati. Tentunya, aerocity tersebut juga akan menjadi kawasan perekonomian yang ramah lingkungan dan ramah masyarakat karena mampu mendongkrak pendapatan.
Sementara terkait nama bandara, kata Aher, sampai saat ini masih belum ada kesepakatan bersama. Namun, pihaknya kerap mendapat usulan dari masyarakat dan juga dari tim Kemendagri serta Sekretaris Militer (Setmil) Presiden Republik Indonesia yang mengusulkan penamaan BIJB menggunakan nama tokoh atau pahlawan nasional.
Hal tersebut, kata Aher, dikarenakan beberapa bandara yang ada di Indonesia kerap menggunakan nama tokoh maupun pahlawan nasional sebagai nama bandara. Misalnya, di Palembang yang menggunakan nama Sultan Badaruddin, Cengkareng dengan Soekarno-Hatta dan Bandung memakai nama pahlawan Husein Sastranegara.
Menurutnya, untuk BIJB sendiri ke depannya juga bisa menggunakan nama pahlawan, baik itu pahlawan tingkat Jawa Barat, pahlawan nasional asal Jawa Barat ataupun pahlawan yang asli dari Majalengka. Sebab, Kabupaten Majalengka sendiri memiliki pahlawan yang bisa dijadikan nama bandara, yaitu Kiai Haji Abdul Halim. (mg1/rie)