Sementara itu, dalam skala nasional tercatat 1.485.302 siswa SMK mengikuti UNBK. Hanya dua persen atau 26.240 siswa peserta unas yang menggunakan metode berbasis kertas dan pensil (UNKP).
Mendikbud Muhadjir Effendy menjamin ketersediaan listrik dan jaringan internet tidak akan terganggu selama UNBK berlangsung. Tahun ini jumlah peserta UNBK meningkat 6.293.552 peserta dibanding sebelumnya 3.782.453.
”Untuk UNBK belum seluruh provinsi siap 100 persen. Baru ada 19 provinsi yang betul-betul 100 persen UNBK. Sisanya masih ada yang 80,90 persen. Yang paling rendah adalah 60 persen,” kata Muhadjir pada saat sidak di SMK 29 Jakarta kemarin (2/4).
Daerah terpencil akan menjadi prioritas Kemendikbud. Caranya dengan memberikan bantuan-bantuan yang dibutuhkan agar bisa segera memenuhi ketentuan standar UNBK. ”Justru kita mulai pada daerah pinggiran. Jawa kita anggap sudah selesai. Kita akan fokus ke pinggiran yang selama ini belum siap UNBK. Kita juga memberikan perhatian khusus pada daerah UNKP karena tingkat kelayakannya masih harus ditingkatkan,” ungkapnya.
Menurut Muhadjir, sebenarnya sekolah perbatasan sudah banyak yang mampu menyelenggarakan UNBK. Namun, ada peraturan daerah yang mengharuskan ujian dilaksanakan dengan tertulis. Dia mencontohkan di salah satu kabupaten di Maluku. ”SMK-nya sebenarnya sudah siap melakukan UNBK. Namun ada kebijakan dari pemda bahwa semua masih harus UNKP sampai tahun ini,” ungkapnya. (mg2/ziz/lyn/oki/rie)