Pemkab Ingin Wujudkan Kabupaten Halal

NGAMPRAH – Untuk memberikan ketenangan kepada umat muslim, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) berencana ingin memberikan sertifikat halal terhadap sejumlah produk pangan industri kecil dan menengah (IKM).

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan KBB Weti Lembanawati mengatakan, saat ini baru ada 615 produk yang telah memiliki sertifikat halal, Sedangkan untuk menjadi kabupaten halal, dibutuhkan sekitar 1.700 produk yang bersertifikat halal.

“Berdasarkan aturannya memang harus ada 30% dari produk pangan yang sudah memilili legalitas telah bersertifikat halal. Produk-produk lainnya kami upayakan agar memiliki sertifikat halal,” jelas Weti kepada wartawan ketika ditemui di ruang kerjanya kemarin (28/3)

Untuk mewujudkan ini, lanjut dia, pihaknya akan melakukan kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia sekaligus  dibutuhkan sosialisasi, kajian, survei lapangan, hingga proses sertifikasi. Sedangkan, untuk setiap industri kecil menengah, dibutuhkan biaya sekitar Rp 3 juta untuk sertifikasi tersebut.

Saat ini, tercatat sekitar 6.500 produk pangan agro di Kabupaten Bandung Barat (KBB), tetapi baru sekitar 2.000 di antaranya yang telah memiliki legalitas.

“Yang lainnya, belum memiliki unsur formil, seperti izin di kecamatan serta izin Pangan Industri Rumah Tangga dari Dinas Kesehatan,” katanya.

Menurut Weti, sertifikat halal dibutuhkan untuk memberi kepastian dan rasa aman bagi masyarakat yang mengonsumsi produk-produk asal Bandung Barat. Sebab, sebagian besar masyarakat merupakan umat Islam, sehingga hanya mengonsumsi makanan yang halal.

Untuk menuju kabupaten halal, Weti mengaku terus berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan dan pemerintah kecamatan. “Kami tidak bisa bekerja sendiri, sebab hal ini membutuhkan keterlibatan dari instansi lain,” tuturnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, sejumlah produk agro IKM di Bandung Barat saat ini pun sudah banyak digemari masyarakat dari luar daerah. Bahkan, beberapa di antaranya, seperti gula semut dan kopi sudah tembus pasar internasional melalui pemasaran secara daring (online).

“Produk-produk IKM memang sudah cukup berkualitas. Namun, beberapa masih kurang dalam pengemasan. Untuk itu, kami mendorong agar semua produk ini bisa jauh lebih baik seperti halnya soal kemasan yang jauh lebih menarik,” tandasnya. (drx/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan