SOREANG – Adanya tuduhan dari Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten Bandung yang mengangap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Akhmad Djohara memihak salah satu calon Cawagub Jabar di bantah keras olehnya.
Menurutnya, Dedi Mulyadi mengunjungi rumahnnya beberapa waktu lalu. Namun, kunjungan tersebut tidak memiliki keberpihakan. Bahkan, kedatangan Dedi Mulyadi bisa disebut tidak sengaja dan rombongan sekedar mampir sebagai tamu.
’’Sebagai seorang muslim dan seorang manusia masa saya harus menolak atau menghidar ketika ada tamu yang mampir kerumah untuk bersilaturahmi,’’ kata Akhmad ketika ditemui kemarin (29/1)
Akhmad memaparkan, kehadiran Dedi ke kediamannya berkaitan dengan acara yang digelar tak jauh dari rumahnya. Selain itu, istri dari Akhmad memang seorang kader Partai Golkar Kabupaten Bandung yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Bandung.
’’ Istri saya sebagai seorang kader tentu ingin menghormati Ketua DPD GolkarJabar yang menggelar acara disekitar rumahnya,’’kata dia.
Dirinya mengatakan, saat itu sedang di teras rumah bersama anak anak. Tiba tiba istri saya mengajak pak Dedi dan rombongan yang lewat rumah mau ke acara diajak mampir dulu.
’’Sebagai tuan rumah yah menyambut saja, kemudian disela kunjungan tak terduga itu ada yang mengajak berfoto saya dengan pak Dedi dan di unggah ke media sosial,’’cetus dia.
Namun, soal mengacungkan jempol yang terlihat dalam foto tersebut bukan berarti mendukung Dedi Mulyadi, tapi simbol Sabilulungan khas Kabupaten Bandung.
Kendati begitu, dengan kejadian dia meminta maaf dan mengakui khilaf. Sebab, sebagai PNS dan juga pejabat publik harus menyadari posisi dan jabatannya.
Namun, karena posisinya saat itu tidak memungkinkan untuk menghindar atau pergi meninggalkan rumah, dia tidak menghindar dan lebih memilih membaur.
’’Saat itu diluar rumah angin kencang dan mau hujan, sangat sulit untuk pergi menghindar. Saya ambil hikmahnya saja, kalau ada situasi yang sama lebih baik saya pergi dulu dari rumah,’’ucap dia. (rus/yan)