Ngunduh Mantu Berkonsep Ramah Lingkungan di Jombang

’’Bapak ibu jelas tidak terima. Ide saya dibilang ide konyol. Apalagi hari H pernikahan kami semakin dekat,’’ imbuhnya.

Laili? Ichwan memilih merahasiakannya dari pasangan hidupnya itu. Bukan karena takut ditolak. Tapi karena memang dimaksudkan sebagai kejutan.

Setelah diberi pengertian akan manfaat pernikahan yang ramah lingkungan, orang tua Ichwan akhirnya mendukung. Begitu pula Laili saat akhirnya diberi tahu hanya beberapa hari sebelum hari H.

Untuk suguhan air hujan, misalnya, Ichwan menjelaskan kepada orang tuanya dan Laili bahwa air tersebut siap minum. Sebab, air hujan itu sudah diolah dengan menggunakan metode elektrolisa.

Mengenai dekorasi, Ichwan mengakui, rencana awal acara ngunduh mantu itu akan berlangsung polosan saja. Tanpa dekorasi. Yang penting tak menyisakan sampah.

Namun, saat melihat rekannya memiliki koleksi bentuk ecobrick yang cukup banyak, Ichwan berubah pikiran. ’’Langsung saya izin untuk pinjam dan disusun bagaimana pantasnya agar jadi dekor,’’ ungkapnya.

Yang dipakai sekitar 1.800 botol. Semua sudah disusun sekitar dua tahun terakhir. Untuk menyusunnya, dibutuhkan waktu paling cepat setengah hari.

Untuk membuat ecobrick hingga menjadi sebuah dekor, dibutuhkan botol air mineral satu merek dengan ukuran yang sama. Kali ini yang dipakai Ichwan adalah kemasan 600 mililiter. Gunanya, bentuk ecobrick seimbang dan bisa digunakan sebagai pelaminan.

Di dalamnya sudah diisi guntingan plastik bekas makanan yang dimasukkan sepadat-padatnya. Jika dirasa sudah padat, baru digabungkan antara satu botol dan botol yang lain dengan lem tembak menjadi bentuk segi tiga, segi enam, dan lingkaran. Baru kemudian ditata sedemikian rupa menjadi susunan yang diinginkan.

Untuk kian mempercantiknya, Ichwan tak menggunakan tanaman hias atau bunga. Dia justru memanfaatkan sayur-sayuran.

Beberapa sayuran segar dalam polybag tersusun rapi di depan dekor. Di antaranya, kemangi, bayam merah, cabai, okra, dan bibit pohon sengon.

’’Jadi, selain ramah lingkungan dengan menggunakan botol plastik bekas, kita juga bisa kampanye ke masyarakat untuk makan sehat dari tanaman-tanaman organik yang juga kita pajang di depan,’’ imbuhnya.

Meski tak lazim, mungkin yang pertama di Jombang, para tamu toh mengapresiasi pilihan tema Ichwan. ’’Bagus, keren sekali, salut loh Mas Ichwan berani pasang dekor dari botol bekas dan sayur-sayuran. Apalagi orang sekarang justru berlomba-lomba memperindah dekornya dengan bunga-bunga plastik,’’ kata Vida, salah satu undangan yang hadir. Tentu saja sambil menenteng bibit kangkung dan kompos di tangan. (*/c5/ttg)

Tinggalkan Balasan