Bandung – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat akan menggandeng partai politik peserta Pemilu untuk menggenjot calon pemilih pasif. Hal ini berkaca dari minimnya tingkat partisipasi pemilih.
”Setiap partai politik tentu memiliki tim sukses, konstituen atau hingga partisipan partai. Makanya, kita harapkan parpol mendorong mereka agar mau menggunakan hak pilihnya,” jelas tutur Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat Yayat Hidayat kepada Jabar Ekspres, belum lama ini.
Dia menjelaskan, bentuk kerjasama atau koordinasi dengan seluruh partai politik itu dilakukan karena masih banyak warga yang kesulitan kesulitan dalam menggunakan hak pilihnya.
Makanya, dia menyimpan harapan kepada parpol untuk ikut terlibat mendongkrak angka partisipasi pemilih yang telah masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) ataupun calon DPT yang belum memiliki e-KTP.
Teknisnya, kata dia, dengan mengajak warga segera melakukan proses perekaman dan pencetakan e-KTP. Sebab, e-KTP menjadi salah satu persyaratan untuk memilih.
”Jadi mulai sekarang partai politik harus sudah mulai mendata dan memobilisasi pendukungnya yang belum memiliki e-KTP atau yang belum terdaftar DPT. Termasuk memungkinkan diantar atau diberikan akses yang memudahkannya ke kecamatan (untuk pengurusan, Red),” terangnya.
Dia mengatakan, tingginya angka partisipasi akan menguntungkan banyak pihak. Calon pemilih bisa sangat mudah menggunakan hak pilihnya, partai politik memiliki pemilih yang tinggi, begitu juga dengan KPU dan instansi terkait lainnya yang mampu meningkatkan partisipasi pemilih.
Sementara itu pemuktahiran data DPT saat ini baru tercacat 32,8 juta. Nilai ini akan terus bertambah seiring pemuktahiran data masyarakat Jabar melalui proses perekaman dan pencetakan e-KTP tengah dipercepat oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil se-Jawa Barat.
”Jadi, angka 32,8 juta ini sementara, dan angka segitu itu dari Kementerian Dalam Negeri yang langsung diserahkan ke KPU pusat dan sampai saat ini belum diserahkan ke kita (KPU Provinsi Jawa Barat),” terangnya.
Sementara itu, Peneliti Senior dari Lembaga Survei Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli mengatakan, tingkat partisipasi pemilih untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat masih rendah. Data menunjukkan masih ada sekitar 40 persen yang belum menentukan sikap akan memilihnya dan tidak akan memilih.