BANDUNG – Sejumlah produk makanan dan minuman tak layak konsumsi kemungkinan bakal membanjiri pasar menjelang Natal dan libur tahun baru. Pelaku usaha melakukan berbagai cara untuk menghabiskan stok barang dagangan.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta masyarakat teliti dalam memilih pangan yang aman konsumsi. Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan, praktik yang dilakukan para pelaku usaha mendistribusikan produk barangnya seperti makanan, minuman, produk kebutuhan pokok yang sudah kadaluarsa semata-mata untuk meruap keuntungan tanpa memperdulikan hak konsumen.
Kata Tulus, produk sengaja dilepas ke pasar untuk menghabiskan stok di gudang distributor atau bahkan retailer lainnya. Selain itu, imbuh Tulus, untuk mempercepat stok barang habis dipasaran, pelaku usaha memberikan iming-iming diskon kepada konsumennya.
”Biasanya ada diskon beli satu dapat satu atau iming-iming lainnya. Masyarakat harus lebih teliti dan waspada,” ucap Tulus melalui pesan singkat pada pojokjabar.
Tulus melanjutkan, praktik seperti itu kerap dilakukan pelaku usaha menjelang libur natal atau tahun baru. Hal itu bisa dilihat diberbagai tempat seperti mall yang banyak menawarkan harga diskon dari berbagai produk.
”Kami mengimbau konsumen untuk mewaspadai terhadap produk yang sudah tak layak konsumsi, khususnya produk yang mendekati kadaluwarsa atau bahkan produk yang sudah kadaluwarsa,” jelasnya.
Terpisah, Kepala BPOM Bandung, Abdul Rahim menuturkan, pendistribusian produk makanan dan minuman kadaluarsa atau produk yang sudah mendekati masa kadaluarsa memang banyak dilakukan menjelang pergantian tahun.
Menurutnya, praktik seperti itu menjadi trik pelaku usaha untuk menghabiskan stok barang yang tidak laku terjual. ”Tahun sebelumnya banyak produk yang kami amankan. Ada produk lokal kadaluarsa, atau tidak terdaftar di BPOM bahkan produk impor juga banyak,” paparnya.
Dia menyebut, sejak pekan kemarin hingga satu pekan pasca-tahun baru pihaknya bakal melakukan intensifikasi pengawasan pangan di setiap distributor, toko atau supermarket. Bahkan, imbuh Abdul, pihaknya juga turut mengawasi produk makanan dan minuman yang biasa dijadikan parcel natal atau tahun baru.
”Tim sudah turun kelapangan. Kami meminta masyarakat lebih teliti dan curiga jika ada penawaran satu produk dengan harga miring atau menemukan kemasan produk yang rusak,” pungkasnya. (RBD/arhr/ign)