Libatkan Provider Hingga Google

jabarekspres.com, BANDUNG – Hingga saat ini, untuk anak yang dapat melanjutkan sekolah ke tingkat menengah di Jawa Barat (Jabar) baru mencapai diangka 76, 62 persen. Melihat angka tersebut, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menargetkan bisa mencapai 80 persen (di 2017), sebesar 90 persen di 2019, dan 100 persen di 2020.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ahmad Hadadi mengatakan, untuk mencapai target 100 persen, maka provinsi Jawa Barat melalui dinas pendidikan mengeluarkan kebijakan gubernur Jabar ‘Semua Anak Harus Sekolah’. Dengan kebijakan tersebut diharapkan semua segmen dan dengan segala macam persoalannya, anak tetap bisa sekolah.

”Salah satunya dengan membuka program SMA Terbuka dan SMK Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). Dengan begitu tidak lagi ada alasan tak mampu ekonomi atau alasan demografi atau karena bekerja, anak tidak sekolah,” urainya.

Hadadi mengaku, selama ini pihaknya telah menyosialisasikan SMA Terbuka SMK PJJ, dengan menggandeng berbagai pihak. Di antaranya sosialisasi di media masa. Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah mengerahkan sekolah-sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah induk dan juga dengan SDM yang ada untuk terus menyosialisasikannya.

”Semua pengawas dan guru-guru yang menyebar diseluruh Jabar. Kami juga melibatkan tokoh masyarakat beserta camat dan lurah juga berbagai stakeholder serta perusahaan,” urainya.

Bahkan, lanjutnya, dengan sosialisai itu ada salah satu Asosiasi Perusahaan Indonesia (API), siap menyekolahkan 20 ribu karyawannya di sekolah terbuka. ”Dia (API, Red) menyiapkan ruang kelas dan menyiapkan komputer,” sebutnya.

Dijelaskan Hadadi, teknis belajar mengajar untuk SMA Terbuka, secara formal dilakukan dua kali pertemuan pada setiap minggunya. Di mana pada lima harinya siswa mengikuti pelajaran di luar sekolah.

”Kami sudah menunjuk sekolah induk, ada tempat kegiatan belajar, ada guru bina, ada guru pamong dan ada manajer di tempat kegiatan belajar. Jadi tiga tempat kegiatan belajar (TKB) dikelola oleh satu manajer. Di TKB ada guru pamong, guru kunjung. Semuanya sudah kami siapkan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Khusus Pendidikan Layanan Khusus Dinas Pendidikan Jawa Barat Dadang Rachman Munandar menambahkan, di Jabar Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) ada sekitar tiga ribuan negeri dan swasta.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan