Pilgub Jakarta Bisa Terulang Di Jabar

jabarekspres.com, BANDUNG – Jika rencana bergabungnya Partai Gerindra ke dalam koalisi PKS dan PAN terjadi, Pola dan kondisi pada Pilkada Jakarta 2017 dikhawatirkan terulang di Pilkada Jabar 2018.

Pengamat politik dari Unpad Muradi mengatakan, bila pada last minut akhirnya Gerindra, PAN, dan PKS jadi berkoalisi di Jabar, ada arah untuk menggunakan pola yang sama seperti di Pilkada Jakarta. Pendekatan keagamaan bisa terulang di Jawa Barat jika Gerindra, PKS, dan PAN menghendaki arah tersebut.

“Ada indikasi ke arah sana,” kata Muradi di Bandung, Senin (12/11/2017).

Muradi pun membenarkan, adanya reuni 212 di Jakarta beberapa waktu lalu menjadi penguat dugaan ke arah itu.

“Kalau isunya agama, susah untuk mengatakan tidak. Bahwa ini efektif betul,” katanya.

Tetapi, menurutnya sekarang tinggal menunggu arah Gerindra, apakah akan tetap menggunakan pendekatan keagamaan atau tidak. Namun, Muradi berharap hal itu tidak terjadi karena hanya akan merusak kondisi di Jawa Barat.

“Gerindra harusnya tidak menggunakan hal-hal seperti itu,” katanya.

Namun, jika hal itu terjadi, dia mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruhi oleh isu-isu yang dimunculkan.

“Harus sama-sama menjaga kebhinekaan,” katanya.

Disinggung langkah-langkah yang harus dilakukan pesaing koalisi Gerindra jika hal itu terjadi, menurutnya harus bisa meng-counter isu-isu keagamaan yang dimunculkan.

Salah satu yang terpenting dengan mengusung calon yang memiliki kultur keagamaan yang kuat. Sebagai contoh, kata dia, Ridwan Kamil harus memilih calon wakil gubernur yang berasal dari latar belakang ulama mengingat sebagian besar penduduknya muslim.

“Kang Emil harus mencari wakil yang bisa meng-counter isu itu di masyarakat. (Sosok wakil dari kalangan) ulama yang mampu meng-counter itu,” katanya.

Kendati begitu dalam menentukan pendamping Emil harus memperhatikan sosok yang bisa diterima semua kalangan. Sebab, kalau tidak akan berakibat kekecewaan kadernya tidak cawagub.

Menanggapi hal itu, Emil bersikap santai. Sebab, dalam dunia politik bisa terjadi berbagai kemungkinan. Mulai dari ada partai yang bergabung hingga batal bergabung, itu bisa saja terjadi.

“Jadi saya kira itu (ditinggalkan partai pengusung) mah hanya menceritakan satu opsi dari sekian banyak opsi. Jadi saya tidak khawatir,” kata Emil.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan