Ditanya Kyai soal Cawagub, Ini Jawaban Ridwan Kamil

BANDUNG, 10 Desember 2017 – Sejumlah kyai di Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat mempertanyakan sosok calon wakil gubernur yang akan dipilih Ridwan Kamil dalam pemilihan gubernur Jabar 2018. Sebab hingga saat ini calon gubernur Jabar ini belum menentukan pilihan cawagubnya.

“Kang Emil harus mampu menunjukkan pilihannya sesuai hati nurani, jangan tersandera oleh parpol dalam memilih cawagub,” kata Ustad Adhlan dari PWNU pada acara temu relawan RK yang terdiri dari alim ulama, organisasi kepemudaan, kelompok tani, seniman, hingga akademisi, dalam acara “Tokoh Ngajabar, RK Mendengar di Bandung, kemarin (10/12).
Senada dengan Adlhan, Maksudi Marfu, dari suriah PCNU Indramayu meminta agar Kang Emil, memperhatikan tokoh yang berlatar belakang pesantren, agamis, berwawasan luas, dan memiliki rekam jejak yang bagus. “Sehingga bisa menaikkan elektabilitas Kang Emil di wilayah Pantura,” kata dia.

KH. Afifuddin, pimpinan Ponpes Al Istiqomah, Cianjur menambahkan, jika Jabar memiliki pemimpin yang memiliki perpaduan antara teknokrat dan pesantren diharapkan pemimpin tersebut dapat lebih memperhatikan dan meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan pesantren. “Kalangan pesantren dulu sama-sama berjuang untuk memerdekakan Indonesia, tapi setelah merdeka, kenapa pesantren ditinggalkan?” tanyanya.

Menanggapi hal itu, H. Muhammad Ridwan Kamil menyatakan, minggu depan insya Allah, nama cawagub akan diumumkan. Sekarang sedang dalam tahap bertanya pada para tokoh Jabar.

Menurut dia, untuk memilih cawagub, ada 12 aspek atau dimensi yang harus diperhatikan. Antara lain, dimensi wilayah, ketokohan, segmentasi, leadership, dan elektabilitasnya. “Intinya mah harus ada ada chemistry, antara saya dan wakilnya agar dalam membangun Jabar kita bisa saling bersinergi,” kata cucu pemimpin Hisbullah, Kyai NU yang juga KH. Muhyiddin.

Emil mengatakan, bahwa dia memiliki komitmen yang tinggi terhadap pesantren karena dia lahir dari cucu pendiri pesantren Pagelaran. Ada 8 pesantren yang tersebar di Jawa Barat yang didirikan oleh kakeknya, sekarang diurus oleh uwa, paman dan bibinya. Pesantren tersebut dibiayai oleh keluarga, tidak ada sokongan dari pemerintah. “Karena itulah, begitu saya terpilih sebagai gubernur Jawa Barat, maka pertama yang akan saya perjuangkan adalah membuat Perda pesantren,” tegasnya, para hadirin pun memberikan tepuk tangan terhadap pernyataan Kang Emil.

Tinggalkan Balasan