Elektabilitas Cagub Masih Fluktuatif

jabarekspres.com, BANDUNG – Direktur Eksekutif Indocon Fajar Nursahid mengatakan, seluruh kandidat yang akan bertarung pada Pemilu Gubernur Jawa Barat 2018 belum memiliki tingkat keterpilihan (elektabilitas) yang aman.

”Setiap calon masih memiliki peluang yang sama dalam meraih suara warga tatar Parahyangan,” ungkap Fajar dalam pemaparan hasil survei terbaru yang diumumkan Indocon, di Bandung, kemarin (12/11).

Lebih lanjut Fajar mengatakan, surveinya dilakukan pada bulan kemarin dengan menggunakan sampel yang tersebar di 27 kabupaten/kota. Berdasarkan survei tersebut, raihan setiap calon masih riskan karena belum memiliki pemilih yang mantap (strong voters). Ridwan Kamil (Emil), Dedi Mulyadi, dan Deddy Mizwar yang berada di peringkat teratas belum memiliki pemilih loyal yang banyak yakni masih di angka 15 persen. ”Seharusnya, jumlah strong voters yang cukup aman di angka 40% ke atas,” ujarnya.

Menurutnya, meski berada di peringkat teratas sebagai calon gubernur yang paling banyak dipilih responden, Emil hanya memiliki sekitar 15 persen strong voter. Raihan strong voters ini masih jauh untuk mengamankan posisi Emil dalam pilgub tersebut.

“Apalagi dari hasil Pilgub Jabar 2008 dan 2013, kandidat yang elektabilitasnya tertinggi, ternyata kalah,” ujarnya.

Di tempat yang sama, pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjajaran Bandung, Firman Manan, menilai, setiap calon gubernur memerlukan sosok wakil gubernur yang mampu melengkapi kekurangannya. Hal ini sangat penting jika ingin meraih kemenagan pada kontestasi tersebut.

Salah satunya, kata dia, latar belakang calon gubernur harus dilengkapi oleh latar belakang calon wakil gubernurnya. Menurut dia, calon gubernur yang identik nasionalis harus menggandeng calon wakil gubernur yang kental dengan kultur religi.

”Harus memilih calon wakil gubernur yang tepat. Memperkuat basis religi, jika dia citranya nasionalis,” katanya.

Terlebih, menurutnya di Jawa Barat sangat banyak pemilih tradisional yang mengedepankan aspek agamais dalam memilih pemimpin. ”Ini terlihat dari pilgub sebelumnya (2008 dan 2013), Aher yang kental religiusitasnya bisa menang dua kali. Juga dilihat dari fenomena aksi 212, massanya paling banyak dari Jawa Barat,” tandasnya.

Untuk diketahui, dalam hasil survei Indocon ini, elektabilitas Emil berada di posisi teratas dengan meraih 34,6 persen. Disusul Dedi Mulyadi (15,3 persen), dan Deddy Mizwar (11,9 persen).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan