Jaga Lembur Akan Kembali Digaungkan

jabarekspres.com, NGAMPRAH – Untuk mengatasi setiap permasalahan sosial yang ada di masyarakat gerakan Jaga Lembur sepertinya harus kembali diadakan. Sebab, gerakan ini memiliki sperit membangun dengan semnagat kebersamaan dan gotong royong sesema warga.

Ketua Forum Jaga Lembur Acil Bimbo mengatakan mengatakan, gerakan Jaga Lembur memiliki arti menjaga kampung halaman yang mencakup berbagai aspek sosial dan budaya.

Acil mengatakan, untuk lebih memasyarakatkan Jaga Lembur ini pada tanggal 8 November 2017 nanti, pihaknya akan menggelar diskusi soal Jaga Lembur di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

“Kita nanti akan membicarakan banyak hal, tentang budaya, pelestarian lingkungan, dan permasalahan sosial yang ada di masyarakat,”jelas Acil ketika ditemui kemarin (25/10)

Dirinya menilai, digaungkannya kembali Jaga Lembur bertujuan untuk mengajak dan menggerakan kembali masyarakat Jawa Barat agar memiliki pola pikir yang maju tetapi tidak meninggalkan asal usul nilai-nilai budaya lokal.

“Indonesia itu sudah 70 tahun merdeka, tetapi sampai sekarang masih jadi negara berkembang. Padahal, sekarang kan kondisinya harus sudah berbeda,”ucap Acil

Kegiatan itu akan melibatkan para tokoh dan instansi terkait, tak hanya dari Bandung Barat tetapi juga dari daerah lainnya, seperti Kota Bandung, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Tasikmalaya.

“Harapan kami tentu dengan hasil diskusi ini bisa menjadikan Jawa Barat yang lebih baik dan tertata,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat Maman S. Sunjaya menyambut baik Gerakan Jaga Lembur di KBB.

Menurut dia, nilai-nilai tradisi budaya lokal memang harus dijaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menangkal hal-hal negatif dari luar.

Selain itu, peran pemerintah daerah juga punya tanggung jawab untuk mengingatkan kepada masyarakat mengenai pentingnya melestarikan budaya lokal.

Maman menilai, sebetulnya tradisi budaya lokal sudah bisa mengatasi berbagai permasalahan, seperti ancaman ketahanan pangan, sosial, hingga keamanan.

Dia mencontohkan, pada zaman dulu masyarakat biasa menyimpan beras di lumbung padi untuk persediaan makanan di musim paceklik. Namun sekarang, hampir tidak ada yang melakukan.

Masalah keamanan, lanjut dia, masyarakat sudah terbiasa menjalankan sistem ronda. Namun saat ini, ronda tidak sepenuhnya dijalankan di setiap daerah. Hal itu berakibat pada munculnya berbagai aksi kriminalitas.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan