jabarekspres.com, BANDUNG – Penolakan bakal calon Wali Kota Bandung Nurul Arifin menjadi salah satu pembicara di Universitas Langlangbuana (Unla) dalam acara Mepeling Unla, Rabu (20/9) lalu mengundang polemik yang serius.
Hingga politikus dari partai berlambang pohon beringin tersebut mengucapkan rasa kecewa terhadap sikap yang dilakukan Unla. Meski demikian pihak Unla justru mempertanyakan sikap Nurul yang mengaku kecewa atas insiden misskomunikasi tersebut. ”Saya secara pribadi meminta maaf atas ketidak nyamanan, namun kita pun sama tidak nyama dengan hal tersebut. Sebetulnya kita senang ada nurul datang ke sini, tapi momennya tidak pas,” kata Nantia Rena Dewi Munggaran, kepala Humas Unla di ruang kerjanya, kemarin (22/9).
Lanjut dia, walaupun Nurul mengaku datang ke Unla bukan sebagi politisi namun saat ini Nurul sudah dikenal sebagi bakal calon Wali Kota Bandung. ”Bukan menolak, kita hanya ingin menjaga intergitas kampus, di mana pendidikan itu jangan di tumpangi sama politik,” terangnya.
Dia pun menanyakan kepada orang sekelas Nurul Arifin mau datang dengan hanya undangan dari lembaga mahasiswa, bukan dari intansi tertinggi di lembaga tersebut.
”Saya masih terbesit dipikiraan saya. kenapa Nurul mau datang dengan undangan dari mahasawa saja?” tanya dia.
Lanjut Rena, sebagai bakal calon wali kota, dia seharusnya lebih sensitif terhadap hal-hal yang sangat elementer seperti ini. ”Dia seharusnya harus lebih selektif.”
Rena tidak ingin acara yang diselenggarakan Unla disebut sebagai ajang kampanye terselubung karena kedatangan salahsatu bakal calon ke kampus mereka. (pan/ign)