Ikuti Asuransi Pertanian Hanya 60 ribu Rupiah

jabarekspres.com, SOREANG – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung merekomendasikan petani yang yang kerap mengalami gagal panen di musim kemarau untuk mengikuti program asuransi pertanian. Sebab, hanya dengan uang Rp 60 ribu per musim petani bisa mengikuti program tersebut.

Kepala Distan Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengatakan kekeringan terjadi di 31 kecamatan di Kabupaten Bandung, Pihaknya mencatat 1880 hektare lahan padi di Kabupaten Bandung terancam gagal panen.

“Tiga tahun terakhir musim kemarau yang terjadi di Kabupaten Bandung termasuk kemarau basah. Meski kemarau, curah hujan tetap turun,” kata Tisna di Kantornya Soreang, Kemarin (17/9).

Tisna mengungkapkan, untuk menyikapi permasalahan gagal panen pihaknya menawarkan program asuransi pertanian. “Asuransi pertanian dengan nominal Rp 60 ribu per hektare (per satu musim) biaya preminya, dengan pergantian Rp 6 juta,” ungkapnya.

Pihaknya menyebutkan sejumlah petani di Kabupaten Bandung sudah mengikuti program asuransi pertanian yang diselenggarakan Jasindo dan difssilitasi oleh Kementerian Pertanian. “Sudah ada yang turun (pergantian) di daerah Banjaran dan Soreang,” ujarnya.

Semoga dengan kejadiaan ini (gagal panen karena kekeringan/kemarau) dapat merangsang para petani di Kabupaten Bandung untuk mengikuti asuransi pertanian. “Tidak hanya gagal panen karena kekeringan, tapi gagal panen akibat serangan hama penyakit juga bisa,” sebutnya.

Selain itu, Tidna menghimbau kepada masyarakat khususnya petani di dataran rendah agar di musim kemarau untuk memanfaatkannya dengan tanaman yang tidak membutuhkan air tang banyak seperti sayuran atau palawija.

“Kejadian puso, rusak berat dan terancam gagal panen agar di musim tanam yang akan datang ikut program asuransi pertanian. Sehingga ada penjaminan kerugian penanaman, Rp 6 juta per hektar. Selain itu untuk para petani segera melakukan koordinasi dengan Distan jika terjadi permasalahan mengenai pertanian.,” jelasnya.

Selain beralih komoditi, pihaknya menyarankan kepada para petani untuk berinovasi dengan tumpang sari (menanam lebih dari dua komoditi) pertanian. Meskipun lahan padi mengalami gagal panen setidaknya para petani tidak mengalami kerugian terlalu besar.

“Jangan monokultur (menanam satu komoditi) tapi bisa tumpang sari. Misalkan tanaman poko kubos dipinggirnya ada cabe dan bawang daun. Ketika padi gagal panen dengan tumpang sari kerugian tidak terlalu besar. Kalau monokultur ancur ya ancur tidak ada harapan lain,” pungkasnya. (Rus/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan