Minim Edukasi Internet ke Masyarakat

Sementara itu, pakar IT Rudiantara menuturkan, seluruh stakeholder harus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan internet. Menurutnya, meskipun kasus phone frauds tersebut tidak ada WNI yang menjadi korban, edukasi tentang penipuan berbasis internet harus digeliatkan.

Dia mengatakan edukasi tentang internet di Indonesia masih lemah. ”Jangan entengkan edukasi internet ke masyarakat,” terangnya.

Sekitar pukul 14.25 kemarin, pemilik rumah tiba di TKP. Anton yang didampingi anaknya, Rina, mengaku terkejut dengan pengungkapan polisi. Rina mengaku, masih belum percaya jika rumahnya tersebut dijadikan sebagai lokasi kejahatan internasional.

Rina menuturkan, dirinya lemas ketika berkeliling di dalam rumah yang memiliki dua lantai itu. Kondisi dalam rumah berantakan.

”Saya mikir, kok bisa begitu para pelaku tinggal di rumah dalam kondisi begini. Berantakan, beberapa tembok terkelupas juga, lalu halaman belakang itu kayak nggak terawat,” paparnya kepada Jawa Pos (Jabar Ekspres Group).

Rina dan Anto sering melintasi rumah tersebut. Beberapa kali, menurutnya, dirinya juga mencoba untuk masuk ke rumah itu. Sayang, upaya itu sia-sia. ”Dari luar rumah itu gelap. Kayak nggak ada kehidupan gitu,” ungkapnya dengan kedua tangannya yang memegangi kepalanya.

Dia mengaku rumahnya sering disewa oleh orang. Di antaranya, WNA Perancis, Australia, hingga Kanada. ”Dua tahun lalu, kami sewakan ke Y ngakunya orang Jakarta Utara. Alasan nyewa karena butuh tempat untuk menaruh barang,” jelas dia. Selama masa sewa berlangsung, Y tidak pernah berkomunikasi dengan Rina atau Anto.

Keduanya membandrol harga sewa rumah itu 3.600 USD per bulan. Y menyewa selama dua tahun. Itu artinya, per bulan harga sewa rumah itu sekitar Rp 47.977.587 (bila dihitung dengan kurs Minggu, 30/7). Jika dihitung dengan masa sewa dua tahun, harga sewa tersebut mencapai Rp 1.151.462.088.  ”Saya awalnya curiga, nitip barang aja rela membayar hingga bermiliaran,” tutur Rani. (sam/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan