Akan Timbulkan Kegaduhan di Pemerintahan

”Sebab ketika mereka mulai berpolitik, mereka akan dita­rik ke sana-sini. Dan kecen­derungan yang akan berakibat birokrasi akan mudah dipo­litisasi,” ucapnya.

Menteri Dalam Negeri Tja­hjo Kumolo meminta Guber­nur Jawa Barat Ahmad Hery­awan untuk menyiapkan Panitia Seleksi (Pansel) peng­ganti sekretaris daerah. Pan­sel tersebut akan menjadi mekanisme untuk mencari pejabat setingkat eselon 1 menyusul lunturnya netrali­tas Sekda Jabar Iwa Karniwa.

Ahmad Heryawan mengaku, telah dihubungi dengan Di­rektorat Jenderal Otonomi Daerah (Ditjen Otda) karena banyak pejabat aktif Iwa yang sudah berkampanye di ber­bagai daerah. Mirisnya, meng­gunakan atribut Aparatur Sipil Negara (ASN).

”Senin malam saya ditelepon oleh Dirjen Otda, kemudian pada hari berikutnya di kan­tor BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) pusat. Saya juga menemui Mendagri (Tjahjo Kumolo) untuk berkonsultasi soal ma­salah ini,” jelas Heryawan di Gedung Sate, baru-baru ini.

Dirinya memaparkan, ada beberapa dua arahan yang disampaikan Kemendagri. Di antaranya, seorang pejabat ASN aktif harus berhenti pada saat ditetapkan sebagai pasangan calon oleh KPU. Namun, kenyataannya tak begitu. Sekda Jabar Iwa Kar­niwa diketahui sudah berkam­panye dan memasang atribut di mana-mana dan mendaf­tar ke partai politik sebagai bakal calon. ”Berarti sudah melanggar etika netralitas sebagai ASN,” tegasnya.

Dia mengatakan, aturan mengenai larangan tersebut tertera pada Undang-undang ASN tahun 2014 pasal 9 ayat 2 yang isinya menyebut seo­rang ASN tidak boleh terin­tervensi oleh kepentingan politik apapun. ”Berarti, ini pelanggaran etika,” jelas pria yang akrab disapa Aher ter­sebut. (ziz/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan