Saber Pungli Warning Sektor Pendidikan

jabarekspres.com, JAKARTA – Masa pendaftaran siswa baru belum lepas dari pungutan liar (pungli). Satgas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Polri menerima ratusan laporan terkait pendaftaran siswa baru tersebut. Bila pungli tidak dihentikan, Satgas Saber Pungli Polri memastikan bakal menjerat oknum sekolah yang melakukan tindak pidana. Target sudah diketahui satgas yang dipimpin Komjen Dwi Priyatno tersebut.

”Momen pendaftaran siswa baru di seluruh Indonesia ini yang banyak dimanfaatkan untuk melakukan pungli,” ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Polri Brigjen Rikwanto kemarin.

Berdasar laporan yang diterima satgas saber pungli, setidaknya terdapat 58 jenis pungli di sekolah. ”Banyak jenis punglinya,” tambah Rikwanto. Atas laporan yang begitu banyak, satgas memberikan peringatan kepada semua oknum di sektor pendidikan. Baik pihak sekolah maupun komite sekolah. ”Tidak boleh pungli,” tegasnya.

Anggota Satgas Saber Pungli sekaligus Kabagpenum Divhumas Polri Kombespol Martinus Sitompul mengungkapkan, pihaknya telah bekerja sama dengan unit penindakan provinsi (UPP) di setiap pemda dalam mendeteksi pungli. Bila sampai ada oknum yang tertangkap, satgas tidak hanya akan menjerat oknumnya. Lebih dari itu, kredibilitas sekolah tersebut akan tercoreng. ”Sekolahnya, bahkan sampai dinas pendidikannya, akan malu sendiri,” tuturnya.

Martinus meminta pelajar dan orang tua melapor bila menemui pungli di sekolah. Ada banyak akses yang bisa ditempuh. ”Lapor dan kami pasti bertindak cepat. Saat ini sudah ada laporan yang sedang ditindaklanjuti,” ucapnya.

Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, masalah yang paling banyak muncul dalam PPDB tahun ini adalah orangtua yang protes karena anaknya tidak diterima di sekolah favorit. Dia menyatakan mendapat amanat dari Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menghapus budaya sekolah favorit. Muhadjir pun menyampaikan permohonan maaf kepada wali murid yang cenderung berburu sekolah favorit.

”Jangan lagi ada sekolah kasta brahmana dan sekolah kasta sudra,” katanya di kantor PGRI kemarin. Dengan sistem yang ada selama ini, muncul sekolah yang kelimpahan pelamar tidak lolos di sekolah favorit. Sehingga ada sekolah negeri yang isinya anak-anak miskin ekonomi dan miskin akademis alias tidak pintar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan