Menurut Indah, sebagai data pembanding, wikiDPR juga mendapatkan data kehadiran paripurna dari Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR. Biasanya, data presensi Setjen DPR lebih tinggi karena ada anggota dewan yang terkadang hadir di tengah atau menjelang akhir sidang. ”Selama ini belum ada yang komplain karena kami memang pegang datanya,” ujar dia.
Menanggapi data yang dirangkum wikiDPR, Sekretaris Fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal memberikan bantahan. Menurut Cucun, tidak benar penyebutan bahwa di masa sidang ke-3 dan ke-4 Fraksi PKB mencatat tingkat kehadiran terendah dibanding fraksi lain. ”Kami punya catatannya. Kehadiran kami di atas 50 persen,” ungkap Cucun di gedung parlemen kemarin.
Menurut Cucun, sebagai sekretaris fraksi, dirinya mencatat dan memperhatikan betul tingkat kehadiran para anggota Fraksi PKB. Apalagi, selama ini para kepala pokja komisi selalu rutin memberikan laporan kepada pimpinan fraksi. ”Baik rapat paripurna maupun komisi, kami selalu ada laporan periodik. Saya juga selalu pantau,” tegasnya.
Peneliti Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia Lucius Karus menilai, tingkat kemalasan anggota DPR sudah nyaris menjadi legenda. Selama DPR di era reformasi, belum ada sekali pun prestasi yang berhasil dicatat soal tingkat kehadiran.
”Rendahnya kehadiran anggota DPR pada rapat memperlihatkan penyakit kronis, yang berimpitan dengan penyakit lain, yakni korupsi,” cetus Lucius.
Pekerjaan mengikuti rapat, tegas Lucius, seharusnya bukan hal yang sulit. (bay/c9/fat/rie)