Lebaran Tanpa Tol Soroja

Menurut Dadang, investor harus menunjukkan kemampuan finansialnya pula. Sebab, di lapangan, Dadang mengaku telah mendapatkan laporan adanya pihak ketiga yang pekerjaannya belum dibayarkan pemegang kontrak kerja. Padahal pekerjaan telah dilaksanakan.

Dengan alasan belum dibayar, kata dia, akhirnya pihak ketiga menghentikan pekerjaannya. Dan baru mau melanjutkan apabila pekerjaan sebelumnya telah dibayarkan. ”Dengan pekerjaan yang terus molor, tidak hanya investor yang menderita kerugian tapi juga pemda. Sebab, kalau terlambat seperti ini pemda rugi karena pertumbuhan ekonomi menjadi lambat dari yang seharusnya,” paparnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung Sofyan Nataprawira menambahkan, persiapan Pemkab Bandung terkait pengoperasian tol Soroja sudah diestimasi untuk pembukaan pada April lalu. ”Berpengaruh besar untuk akses wisata ke selatan,” ungkapnya.

Sebagai solusi kemacetan, akses tol Soroja ini menurut Sofian akan menghemat waktu perjalanan lebih cepat dan efisien. Berbagai hal harus diperhitungkan, kata dia, mulai dari bidang perencanaan tata ruang wilayah, perhubungan, perekonomian, pariwisata, perizinan, infrastruktur dan dari segi sosial masyarakat.

Dari segi perencanaan pembangunan, Sofian menjelaskan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang akan difokuskan saat ini, mengarah pada tata ruang wilayah Kecamatan Soreang, Kutawaringin, Katapang dan Margaasih.

”RTDR ini akan fokus mengelola 4 Kecamatan yakni Sorang, Kutawaringin, Katapangan dan Margaasih. Untuk penataan kawasan siap bangun (Kasiba) Jatisari di Kutawaringin diperkirakan bisa menampung sekitar 6.000 unit rumah,” imbuhnya.

Ke depan, sudah bisa dipastikan volume kendaraan yang akan masuk ke Kabupaten Bandung, melalui jalur tol Soroja akan meningkat. Dia berharap,  jalan Tol Soroja ini harus bisa bermanfaat bagi masyarakat.

”Saya harap dampak positif akan terasa juga manfaatnya di bidang perdagangan. Dari sektor peningkatan ekonomi masyarakat, produk unggulan UKM harus bisa dijual pada wisatawan,” ucapnya.

Sofian juga menegaskan, untuk lalu lintas tranportasi jalur tol dan sekitarnya akan diatur lebih ketat. Masyarakat diminta agar dapat bekerja sama sebagai pengguna jalan yang baik.

Sementara itu, Direktur Utama PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ) Bagus Medi Suarso tak memungkiri adanya keterlambatan. Hal itu menurutnya disebabkan sejumlah hal antara lain cuaca yang dianggap kurang mendukung. Walau demikian pihaknya terus mengebut pekerjaan agar selesai sesuai progres yang ditentu pada akhir Juli.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan